Kendari (ANTARA News) - Empat oknum anggota TNI Angkatan Laut diduga mengeroyok seorang buruh yang bekerja di Pelabuhan Nusantara Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), sehingga korban mengalami pendarahan di bagian tubuhnya.
Menurut keterangan saksi yang juga petugas mandor di Pelabuhan Nusantara Kendari, Rabu, La Oge, korban bernama La Koke dipukuli keempat oknum yang mengaku anggota TNI, hingga babak belur bagian wajah korban.
Pemukulan itu bermula saat La Koke membeli minuman di warung dekat pelabuhan peti kemas itu. Tanpa alasan yang jelas, korban langsung dipukuli oleh keempat oknum TNI tersebut.
"Tadi kami lebur bekerja di pelabuhan, dan saat itu La Koke membeli minuman di luar area pelabuhan, tapi saat kembali, kami lihat dia dikeroyok oleh oknum TNI itu hingga babak belur. Kami tidak berani membantu karena keempat oknum itu berteriak dengan mengatakan `jangan coba melawan anggota`," tutur La Oge.
Usai peristiwa itu, La Oge dan rekan-rekan buruh lainnya melaporkan kejadian tersebut ke Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Kendari, namun petugas KP3 mengarahkan agar laporan itu disampaikan kepada Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) Kendari.
"Menurut korban (La Koke), ia dipukuli oleh oknum anggota TNI AL, sehingga kami mengarahkan ke POMAL agar melakukan penyelidikan mengenai kasus ini karena mereka yang berwenang," ujar Kepala KP3 Kendari, La Sulle.
Mandor buruh, La Oge menerangkan, laporan ke POMAL disampaikan pada Rabu sekitar pukul 01.30 Wita, sehingga sejumlah anggota TNI AL langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP, serta mengambil keterangan dari sejumlah saksi yang saat itu berada di TKP.
Pihak POMAL yang berusaha dikonfiirmasi wartawan, tidak bersedia memberikan keterangan mengenai kasus tersebut. Salah seorang anggota TNI AL mengatakan bahwa korban tidak berada di Kantor POMAL dan diarahkan untuk melakukan konfirmasi ke Pangkalan Angkatan Laut (LANAL) Kendari.
"Kalau mau konfirmasi ke LANAL saja, jangan ke sini karena korban tidak diperiksa di sini," kata petugas TNI AL yang merahasiakan identitasnya itu.
Sebelumnya, pada Rabu (18/11) sekitar sekitar 40 orang buruh di Pelabuhan Kendari mengantarkan korban ke Kantor POMAL untuk menjalani visum dan pemeriksaan.
Sementara itu keterangan saksi lainnya, Adi yang bertugas sebagai teknisi di Pelabuhan Kendari, mengaku sering melihat salah satu di antara oknum yang menganiaya La Koke, mengenakan seragam TNI AL.
"Saya yakin salah satu dari mereka itu anggota TNI AL karena saya sering lihat dia mengenakan seragam TNI AL," kata Adi.
Selain Adi, beberapa buruh juga mengaku mengenali wajah penganiaya itu sebagai salah satu anggota TNI AL. Mereka juga meminta POMAL untuk menyelesaikan kasus itu secara objektif, agar kasus serupa tidak menimpa buruh yang lain. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009