Beberapa organ berkurang fungsinya, jari, telinga dan selaput mata. Saat ini sedang dirawat dokter spesialis...

Batam (ANTARA) - Seorang bayi lahir dengan penyakit langka di dunia, sindrom Herlequine Ichtyosys, di Kota Batam Kepulauan Riau.

Direktur Rumah Sakit Graha Hermine, Fajri Israq menjelaskan, sindrom Herlequine Ichtyosys yang diderita bayi Ibu Nadia, memiliki gambaran klinis kulit melepuh.

"Beberapa organ berkurang fungsinya, jari, telinga dan selaput mata. Saat ini sedang dirawat dokter spesialis kami," kata Fajri di Batam, Selasa.

Bayi yang belum diberi nama itu lahir 1 Juli 2020. Karea kondisi klinisnya maka langsung dirujuk ke RS Graha Hermine.
Baca juga: RSBP Batam operasi bayi tanpa anus dari Bintan

Dalam foto yang ditunjukkan, Saat lahir, kulit bayi itu yang nampak keras, seperti patung. Pada bagian mata juga tidak nampak bola mata, hanya berwarna pink yang menonjol ke luar.

Menurut Fajri, sejak lahir higga kini, bayi dari Ibu Nadya itu menunjukkan perkembangan baik, apabila dibandingkan dengan bayi dengan sindrom serupa.

"Saat ini berada di ruangan NICU, inkubator dalam perawatan intensif," kata dia.

Dokter ahli masih melakukan perawatan maksimal perawatan agar fungsi vital tubuh anak berfungsi dengan baik.

Sementara itu, Plt Gubernur Kepulauan Riau, Isdianto yang datang khusus untuk menjenguk bayi Ibu Nadya itu turut mendoakan agar bayi lekas pulih.
Baca juga: Bayi deportasi lahir dalam penjara Malaysia
Baca juga: Lagi, bayi meninggal karena COVID-19 di Batam

"Kondisinya sudah membaik, kalau kemarin, waktu lahir, kita prihatin melihatnya. Sekarang setelah sekitar 20 hari dirawat sudah membaik. Kita doakan supaya cepat pulih," kata dia.

Pemprov Kepri akan bantu biaya pengobatan melalui Jamkesda.

"Supaya orang tuanya tidak memikirkan biaya dan terbebani. Kami harapkan orang tua bisa lebih konsentrasi merawat anaknya," kata dia.

Dokter anak yang menangani bayi itu, Ronal, menyebutkan penyakit yang diderita bayi Ibu Nadya tergolong langka.

"Di Indonesia masih jarang laporannya. Ada kasusnya di Manado tahun 1994 sampai sekarang ada tiga kasus," kata dia.
Baca juga: Bayi pemulung di Batam derita gizi buruk

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020