Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, mengatakan saat ini Kementerian BUMN, Menko Perekonomian, Departemen Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Departemen Luar Negeri berusaha untuk memfasilitasi kedua pihak agar tercapai kesepakatan sebelum tenggat waktu berakhir pada Senin 23 November 2009.
Mustafa mengatakan pihaknya belum menyiapkan solusi yang dapat ditawarkan kepada Pemprov NTB dan PT Aneka Tambang, apabila keduanya tidak mencapai kesepakatan. Pemerintah pusat, lanjut dia, berharap kedua pihak dapat mencapai hasil terbaik dari negosiasi yang dilakukan.
"Kita belum siapkan solusi. Tapi betul-betul kita menunggu buah dari kompromi berupa negosiasi. Saya tidak memberi atau mempengaruhi bentuk kompromi yang diinginkan, tapi kita serahkan ke Antam dan Pemda untuk mendapatkan solusi yang `win-win`," tutur Mustafa.
Perbedaan antara Pemprov NTB dan Antam, katanya, masih berkutat pada keinginan Pemprov NTB untuk memiliki saham bersama dalam konsorsium sedangkan Antam menginginkan kepemilikan saham tersendiri.
"Yang satu ingin `stay alone`, yang satu ingin satu kamar semuanya. Kedua, menyangkut besaran bagi `share`, yang satu menghendaki 14 persen dibagi dua, dan yang lain itu ada rumus 25 dan 75. Jadi itu saja, masalah komposisi saham," kata Mustafa.
Pemerintah pusat, ujatnya, memberi keleluasaan kepada Pemrov NTB dan PT Aneka Tambang untuk bernegosiasi.
Sebagai pemimpin BUMN yang juga pemegang saham di PT Aneka Tambang, Mustafa hanya mengatakan, ia berharap perusahaan tambang milik negara itu dapat turut serta dalam divestasi saham Newmont Nusa Tenggara.
"Karena saya pemimpin BUMN dan sebagai pemegang saham dari Antam, tentu mengharapkan Antam masih bisa ikut dalam pekerjaan ini," ujarnya.
Antam, menurut Mustafa, meminta 15,5 persen dari total saham Newmont Nusa Tenggara atau setengah dari 31 persen saham yang didivestasi. Ia mengatakan, seharusnya Antam dapat meyakinkan mitra konsorsiumnya tentang keekonomian pembagian saham tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009