Muaraenim, Sumsel (ANTARA News) - Warga di tiga Desa Kecamatan Tajungagung Kabupaten Muaraenim, Sumatra Selatan (Sumsel), mengeluhkan pencemaran air sungai Noman oleh limbah sawit PT BSP hingga kondisinya berwarna dan berbau.

Pengamatan, kondisi air sungai terlihat berwarna hitam pekat dan menimbulkan bau busuk.

Ketiga sungai yang tercemar tersebut berada di Desa Penyandingan, Desa Tanjunglalang dan Desa Pulau Panggung Enim Kecamatan Tajung Agung.

"Kejadian ini sudah berulang kali terjadi dan cukup meresahkan masyarakat karena warga takut untuk memanfaatkan air sungai tersebut," kata Kutni warga Desa Penyandingan, Selasa.

Ia mengatakan, warga tidak ada pilihan lain sehingga terpaksa menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci dan minum.

"Bahkan warga yang sering menggunakan untuk mandi sering merasa gatal-gatal," kata dia.

Dia mengatakan, pencemaran tersebut bukan saja menimbulkan keresahan tapi dapat mengancam kondisi kesehatan bagi warga yang memanfaatkan sungai tersebut untuk kebutuhan air sehari-hari.

Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk meneliti pencemaran air Sungai Noman tersebut. Warga juga mengharapkan pemerintah mengadakan air bersih sehingga kebutuhan air bersih untuk warga setempat terpenuhi tanpa harus tergantung dari air sungai tersebut.

Sementara itu Manajemen Pabrik Pengolahan Sawit PT BSP, Suwandi, membantah jika penyebab tercemarnya sungai Noman tersebut berasal dari pembungan limbah pabriknya.

"Kami sangat memperhatikan dan komitmen dalam penanganan limbah tersebut, bahkan secara berkala perusahaan selalu berkoordinasi dengan Bapedalda Muaraenim dan pihak terkait dalam pengecekan baku mutu limbah pabrik tersebut," kata dia pula.

Sebetulnya, kata dia perusahaan sedang giat-giatnya memanfaatkan limbah sawit untuk dijadikan kompos sehingga benar-benar ramah lingkungan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009