Penting untuk diingat bahwa penggunaan obat 'tanpa label' sudah mapan dalam pengobatan, tentunya selama pasien setuju

Brasilia (ANTARA) - Dua menteri lagi dalam pemerintah Brazil mengatakan pada Senin mereka positif terinfeksi virus corona, yang memperlihatkan perlunya perjuangan membatasi wabah terburuk kedua di dunia bahkan di kalangan elite politik.

Menteri Kewarganegaraan Onyx Lorenzoni dan Menteri Pendidikan yang baru ditunjuk Milton Ribeiro, keduanya mengumumkan diagnosa mereka dan langkah karantina baru di media sosial.

Lorenzoni, sekutu dekat Presiden Jair Bolsonaro, mengaitkan gejala yang relatif ringan dengan obat antimalaria yang digembar-gemborkan presiden di medis sosial dan di hadapan publik.

Baca juga: Brazil catat dua juta kasus COVID-19, dua kali lipat dalam sebulan

"Saya sudah merasakan efek positif," cuit sang menteri di Twitter soal resep chloroquine, bersama dengan azithromycin dan ivermectin, sebagai pengobatan melawan virus tersebut.

Bolsonaro, yang sedang menjalani karantina usai dinyatakan positif COVID-19, mengonsumsi hydroxychloroquine, obat terkait. Keduanya digunakan untuk mengobati malaria, dan Bolsonaro menjadi pendukung fanatik pengguna hydroxychloroquine untuk mengobati COVID-19 meski kurangnya bukti kuat bahwa obat itu manjur untuk melawan COVID-19.

"Penting untuk diingat bahwa penggunaan obat "tanpa label" sudah mapan dalam pengobatan, tentunya selama pasien setuju," cuit Bolsonaro pada Senin pagi, membela penggunaan hydroxychloroquine untuk pengobatan yang belum terbukti.

Sementara itu, penasihat keamanan nasional Bolsonaro, Augusto Heleno, dan Menteri Pertambangan dan Energi Bento Albuquerque juga terinfeksi virus corona.

Sumber: Reuters

Baca juga: Presiden Brazil: Karantina wilayah membunuh perekonomian
Baca juga: Brazil catat penambahan 34.177 kasus dan 1.163 kematian corona

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020