Sumber (ANTARA News) - Setelah sebelumnya menjelajahi dua pasar luar negeri, Singapura dan Hongkong, kini mangga jenis Gedong Gincu asal Cirebon mulai menembus pasar negara Timur Tengah yaitu Bahrain.
Dilepas langsung oleh Bupati Cirebon, Dedi Supardi, Selasa (17/11) mangga Gedong Gincu asal Cirebon mengawali ekspor perdananya ke Negara Bahrain dari gudang CV Sumber Buah di Desa Kedung Dawa, Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon dengan total kiriman 2,5 ton.
"Dari hasil penjajakan kami bersama pihak Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon ke Negara Bahrain beberapa waktu lalu akhirnya disepakati untuk ekspor mangga gedong gincu sebanyak 2,5 ton setiap kali kirim. Rencananya pengiriman akan dilakukan setiap dua hari sekali," kata Sukarya, pemilik CV Sumber Buah.
Seperti saat pertama ekspor ke Singapura, lanjut Sukarya, awalnya pengiriman hanya 1 ton saja namun setelah berjalan lima tahun kiriman mangga gedong gincu berangsur naik hingga mencapai 5 ton setiap pengiriman dan saat ini dilakukan lima kali dalam satu minggu.
"Mudah-mudahan untuk kiriman ke Bahrain juga berangsur-angsur meningkat," katanya.
Namun Sukarya memperkirakan kiriman mangga Gedong Gincu baik ke Negara Bahrain, Singapura dan Hongkong hanya akan berlangsung hingga pertengahan bulan Desember mengingat masa panen sudah usai dan mengawali musim hujan dimana mangga sudah berhenti berbuah.
Sementara itu, Bupati Cirebon, Dedi Supardi mengaku bangga mangga Gedong Gincu bisa dijadikan komoditi ekspor unggulan Kabupaten Cirebon.
"Saya bangga disaat industri rotan sedang lesu, kita masih bisa mengekspor mangga Gedong Gincu sebagai gantinya. Mudah-mudahan ini akan diikuti oleh komoditi lain seperti bawang merah, jambu dan batu alam," katanya.
Bupati Dedi mengharapkan dengan semakin meningkatnya jumlah permintaan mangga dari luar negeri dapat memicu pihak Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon menciptakan teknologi yang bisa meningkatkan kualitas mangga.
"Jika perlu kita lakukan studi banding ke Thailand yang selama ini terkenal dengan sistim pertaniannya yang sudah maju," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009