Jakarta (ANTARA) - Tur WTA masih bersikukuh dengan rencana mereka melangsungkan seri turnamen di China, kendati otoritas setempat menyatakan tidak akan menggelar ajang olahraga internasional apapun tahun ini kecuali uji coba Olimpiade Musim Dingin 2022 Beijing.
Badan olahraga tertinggi di China, Administrasi Umum Olahraga (GAS), baru saja menerbitkan dokumen kebijakan terperinci untuk diterapkan tahun ini guna menekan angka paparan pandemi COVID-19 di negara tersebut.
Baca juga: Vakum empat bulan, WTA gelar tiga turnamen beruntun pada Agustus
Sedangkan WTA menjadwalkan setidaknya tujuh turnamen di China dalam kalender baru mereka untuk musim 2020, termasuk WTA Finals di Shenzhen yang dijadwalkan pada Oktober-September.
"Sepemahaman kami, laporan yang beredar tentang aturan ajang olahraga internasional di China belum mencerminkan keputusan final," demikian pernyataan resmi WTA yang dilansir Reuters, Senin.
"Kami masih berada di jalur keputusan awal terkait linimasa kalender Tur WTA 2020, yang dijadwalkan mulai akhir Juli," tulis pernyataan yang sama.
Baca juga: Kasus virus corona China mereda, tak ada kasus baru di Beijing
Baca juga: China daratan konfirmasi 16 kasus baru COVID-19
WTA Finals biasanya diikuti delapan pemain tunggal terbaik dan delapan ganda putri terbaik, yang tahun lalu membagikan hadiah total 14 juta dolar AS dan tahun ini untuk pertama kalinya digelar di Shenzhen.
Direktur Wuhan Open, Brenda Perry, menyatakan bahwa WTA terus berkomunikasi dengan GAS dan Asosiasi Tenis China dan kepastian soal turnamen hanya perkara kesabaran.
Sejak pandemi COVID-19 merebak di China pada Februari, negara itu sudah berhasil mengurangi tingkat paparan virus tetapi masih berhati-hati terkait kebijakan menggelar ajang olahraga.
Bola basket jadi liga profesional pertama yang berlanjut di China pada Juni sedangkan sepak bola dijadwalkan memulai musim 2020 pada Juli, masing-masing setelah tertunda lima bulan lamanya.
Seturut sumber Reuters di GAS, belum ada keputusan definitif terkait turnamen tenis di China, sedangkan sumber lain di Beijing menyebut sikap akhir bakal ditentukan pada pengujung Juli.
Tenis bukan satu-satunya cabor yang berharap bisa menggelar turnamen internasional di China, di antaranya terdapat Formula One, golf serta ajang esports.
Baca juga: Inggris bolehkan penonton masuk stadion mulai 1 Oktober
Baca juga: Serena Williams akan bermain dalam turnamen perdana di Kentucky
Baca juga: Federer berharap bisa kembali berlaga di depan publik tahun depan
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020