Literasi informasi sangat penting untuk masyarakat, karena informasi negatif, hoaks dan misinformasi cepat sekali viralnya

Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak meremehkan bahaya virus corona, COVID-19.

"Iya sebaiknya kita tetap hati-hati dan tidak menganggap enteng. Secara logika sederhana, kalau tidak berbahaya tidak mungkin COVID-19 menjadi pandemi menyebar cepat ke seluruh dunia," kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng M Faqih, kepada ANTARA di Jakarta pada Senin.

Dr Daeng menyebut hingga saat ini sudah ada 63 dokter yang dilaporkan terkena COVID-19.

IDI, melalui Humas PB IDI dr Abdul Halik Malik juga mengimbau masyarakat agar tak mudah percaya pada berita yang tidak memiliki sumber yang jelas.

"Literasi informasi sangat penting untuk masyarakat, karena informasi negatif, hoaks dan misinformasi cepat sekali viralnya. Sosialisasi dan edukasi perlu terus dilakukan oleh otoritas setempat dengan melibatkan para ahli. Siapa pun ketika menerima informasi atau hendak memberikan informasi, pastikan untuk disaring dulu sebelum sharing, agar terhindar dari infodemi di tengah pandemi," kata dr Abdul Halik Malik.

Jika masyarakat meragukan suatu informasi, sebaiknya langsung ditanyakan kepada otoritas atau sumber informasi yang akurat dan terpercaya.

"Belakangan ini bukan hanya pandemi corona yang berbahaya, infodemi seputar kesehatan juga tidak kalah berbahaya, oleh karena itu para pihak diminta agar memberi kabar yang benar," kata dr Abdul.

Musisi bernama lengkap Erdian Aji Prihartanto menuai kontroversi usai mengomentari foto jenazah COVID-19 karya fotografer Joshua Irwandi untuk National Geographic.

Anji dinilai meremehkan virus corona, COVID-19, yang belakangan jumlah kasusnya terus melonjak.

"Saya percaya cvd (COVID-19) itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa cvd semengerikan itu," tulis Anji dalam akun Instagramnya.

Meski demikian, pelantun lagu "Dia" itu belakangan mengklarifikasi pernyataan dia.

Melalui akun Twitter pribadinya, Anji mengatakan bahwa polemik yang terjadi atas komentarnya itu karena perbedaan sudut pandang dirinya dalam melihat viralnya foto Joshua Irwandi.

"Ini adalah tentang perbedaan sudut pandang. Saya membaca viralnya foto Joshua Irwandi dari banyak akun besar dengan pola caption yang seragam," tulis Anji dalam akun Twitter pribadinya, Senin.

Anji juga mengatakan tidak pernah mendeskriditkan profesi Joshua Irwandi sebagai fotografer National Geographic dan pewarta foto lain dalam bertugas.

Baca juga: Klarifikasi Anji soal komentar foto jenazah pasien COVID-19

Baca juga: PFI kecam pernyataan Anji soal foto jenazah COVID-19

Baca juga: Anji klarifikasi soal kritik acara dangdutan di Wisma Atlet

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020