Informasi yang dihimpun menyebutkan kebakaran berawal dari rumah kontrakan La Mure, menyebabkan sekitar 270 jiwa warga kelurahan Pannampu Kecamatan Tallo Makassar kehilangan tempat tinggal.
Diperkirakan "Si jago merah" mulai beraksi sekitar pukul 21:05 Wita hingga Selasa, sekitar pukul 02.00 Wita. Setelah 10 unit pemadam kebakaran (Damkar) diturunkan untuk menjinakkan kobaran api yang berada di tengah kawasan pasar tradisional Pannampu itu.
Salah satu saksi, Latief (43) menjelaskan kepulan asap pertama kali terlihat dari lantai dua rumah kontrakan La Mure, kemudian merembes ke rumah yang berada di bagian kanan atau sebelah selatan pasar.
Sebelum kebakaran, Latief melihat seorang pekerja perempuan La Mure berulang kali menaikan saklar meteran listrik PLN secara paksa, karena berulang saklarnya selalu turun.
"Tidak lama saya lihat kobaran api dari atas rumah disertai kepulan asap yang tebal. Warga sekitar pun panik, " sambungnya.
Ia menduga jika pasokan listrik untuk rumah kontrakan milik Haris ini diperkirakan tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik semua mesin jahit kain Gorden La Mure, sehingga meteran listriknya selalu turun sehingga padam.
"Terjadi ledakan dan api langsung tak terkendali," kata Mustafa, tetangga La Mure.
Dari pantauan, lokasi kebakaran yang berada dalam lorong dan padat penduduk ini menyulitkan 10 unit Damkar menembus titik api dengan cepat.
Namun pertolongan pemadaman dari Damkar pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, oleh warga sekitar dinilai lambat dan membuat sejumlah warga kesal.
Menurut warga, Damkar tiba pertama kali setelah sekitar satu jam api melalap rumah yang rata-rata terbuat dari kayu dan saling mengapit.
Kemarahan warga kemudian dilampiaskan dengan melempar satu unit Damkar dengan batu, hingga kaca depan Damkar tersebut pecah. Pelaku pelemparan ini kemudian di gelandang ke kantor kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Tallo untuk diperiksa.
Selain itu, tim penolong berhasil menyelamatkan seorang anak laki-laki yang terjebak dalam kobaran api. Ia ditemukan dalam keadaan pingsan dan dilarikan ke rumah warga untuk mendapat pertolongan.
Ketua Rukun Tetangga (RT) 4, Muhammad Arifin Rasyid memperkirakan kerugian rumah yang dihuni sebanyak 44 Kepala Keluarga ini senilai ratusan juta rupiah.
Meski rumahnya juga ikut terbakar, Arifin mengharapkan adanya bantuan dari Pemkot Makassar secepatnya.
"Rumah saya juga ikut hangus. Bantuan dari Pemkot belum ada. Kami harapkan secepatnya datang," katanya sambil membersihkan sisa-sisa kebekaran di rumahnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009