Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore masih lanjut melemah dipicu terus bertambahnya kasus positif Corona baik domestik maupun global.
Rupiah ditutup melemah 82 poin atau 0,56 persen menjadi Rp14.785 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.703 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin, mengatakan isu pandemi COVID-19 terus menjadi topik utama dalam pemberitaan minggu ini, disebabkan meningkatnya pasien yang terjangkit pandemi salah satunya di sebagian wilayah AS, Eropa dan Amerika latin terutama Meksiko dan Brazilia.
Baca juga: Rupiah diperkirakan melemah hari ini, pasar khawatir naiknya COVID-19
"Sehingga bisa terjadi akan ada penutupan massal kembali atau lockdown dan dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi yang sampai saat ini masih belum sepenuhnya pulih, serta akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global dan ada kemungkinan terjadi kontraksi," ujar Ibrahim.
Dari domestik, lanjut Ibrahim, bertambahnya kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi beban tersendiri bagi pemerintah sehingga ada ketakutan perekonomian yang sedang tumbuh akan kembali stagnan.
Apalagi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 sebentar lagi akan dirilis dan kemungkinan terjadi kontraksi.
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat tipis, hanya 8 poin
"Ini menambah kekhawatiran tersendiri bagi pasar sehingga ketakutan Indonesia akan terkena resesi seolah-olah didepan mata walaupun ini baru sebatas wacana," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.695 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.655 per dolar AS hingga Rp14.823 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.832 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.780 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020