Di pengadilan agama Kelantan, Minggu, Tengku Azwani mengatakan sepupunya pangeran Fakhry tidak pernah menyiksa Manohara karena jika itu terjadi pasti Manohara bercerita atau mengadu kepadanya yang hari-hari bersama di Istana Kelantan, demikian media massa Malaysia, Senin.
"Sepanjang pengamatan sata sehari-hari, hubungan Manohara dengan Tengku Fakhry sangat baik dan mesra," kata Tengku Azwani, yang tampil sebagai saksi tunggal dalam perselisihan Manohara dengan suaminya Tengku Fakhry.
Tengku mengaku tidak pernah melihat ada perselisihan atau pertengkaran antara Manohara dengan pangeran Fakhry sepanjang mereka tinggal di Istana Kelantan.
Dalam peradilan pimpinan hakim Mohd Yusof Awang, Manohara digugat oleh suaminya telah memfitnahnya dan dituntut ganti rugi 105 juta ringgit (Rp288,7 miliar).
Dua pengacara Manohara, Mohd Faiz dan Roshdan Sujak Rafie telah mundur dan menarik diri sebagai pengacara Manohara.
Sedangkan pengaduan Manohara di kepolisian Indonesia yang mengaku disiksa suaminya tidak jelas nasibnya hingga kini.
Begitu tiba di tanah air, Manohara bukannya membuat laporan ke polisi malah melakukan wawancara ke berbagai stasiun TV yang akhirnya kisah perkawinannya diangkat sebagai sinetreon salah satu stasiun TV nasional. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Seorang Raja tak ubahnya seorang preman
Tingkah lakunya dan ucapannya, Raja bencong.
Kisah manohara memang benar2 menyakitkan.
Mentang2 orang indonesia, walaupun statusnya sudah jadi istri masih tetap di perlakukan tak ubahnya sorang pembantu (TKW) harga dirinya diremehkan dan di lecehkan.
Harga diri bangsa indonesia dikemanakan?
Kalau para aparat/petugas, pengacara, hakim, jaksa, presiden dsb
Tak mau memikirkan nasib rakyatnya, boro2 bisa melindungi yg lain, yg celeb spt ini aja pada lempar tangan.
Pengecut semua!!!