Jeddah (ANTARA News) - Seorang pria berkebangsaan Indonesia yang menyamar sebagai wanita bersama empat wanita pembantu rumah tangga ditangkap petugas Pos Pemeriksaan (Check Point) Shumaisi, antara Jeddah menuju Kota Suci Mekah.

Petugas yang tidak disebutkan namanya itu, menurut Saudi Times, Senin, menyebutkan lima WNI tersebut datang dari Jeddah menggunakan mobil yang dikemudikan pengemudi lanjut usia warga negara Arab Saudi.

Mereka berlima mengenakan pakaian seperti yang dikenakan oleh wanita setempat
yang tertutup seluruh wajahnya untuk mengelabui petugas.

Pengemudi tersebut semula mengaku bahwa kelima penumpang itu adalah keluarganya, namun petugas yang curiga kemudian memeriksa di ruang kantor sehingga kedok mereka terbongkar.

Seorang di antaranya ternyata pria dan keempat lainnya adalah pembantu rumah tangga yang bekerja tanpa iqaqmah (KTP).

Berdasarkan pengakuan pria yang menyamar sebagai wanita itu, ia membujuk empat pembantu itu untuk mencari kerja di Mekah dengan meminta imbalan sebesar SR250 per orang.

"Saya telah membayar ongkos sebesar SR500 pada pengemudi untuk membawa kami ke Mekah melewati pemeriksaan dengan aman, " ujar pria tersebut.

Kelima WNI tersebut bersama pengemudi mobil ditahan oleh polisi guna pengusutan lebih lanjut.

Sejumlah pendatang gelap berusaha memasuki Kota Suci Mekah dengan berbagai cara, baik untuk menunaikan ibadah haji ataupun mencari nafkah selama musim haji.

Petugas itu juga mengaku baru-baru ini berhasil menangkap seorang wanita berkebangsaan Nigeria yang menggunakan identitas rekannya yang meninggal di Mekah tahun lalu.


Asisten Komandan Pintu Gerbang Mekah Brigjen Khaled Al-Harithy mengemukakan bahwa seorang warga Arab Saudi yang terbukti berusaha menyelundupkan orang untuk naik haji ke Mekah akan didenda SR10.000 sedangkan kendaraannya disita.

Sementara itu di depan Kantor Konjen RI di Jeddah, Senin, puluhan WNI yang sudah tidak memiliki ijin tinggal melakukan unjuk rasa meminta dipulangkan ke Indonesia.

Menurut Pelaksana Harian Konjen RI di Jeddah Didi Wahyudi, paspor mereka masih ditahan oleh pihak Konjen karena masalah mereka belum selesai dan masih diproses oleh kepolisian setempat.

Kasus mereka antara lain, masuk Arab Saudi tanpa izin resmi atau izin tinggalnya telah berakhir sehingga mereka minta perlindungan Konjen RI.

Ada juga dari mereka yang memiliki izin tinggal resmi tetapi melarikan diri dari majikan karena tergiur imbalan lebih baik atau tidak dibayar gajinya oleh majikan.

Sampai berita ini diturunkan mengunjukrasa masih duduk-duduk atau bertahan di depan gedung Konjen RI di Jeddah.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009