Manado (ANTARA) - Penduduk miskin yang berada di desa di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Maret 2020 mengalami penurunan.
"Pada Maret 2020, penduduk miskin di desa alami penurunan, sedangkan di kota kebalikannya," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono, di Manado, Senin.
Ateng mengatakan jika dilihat dari daerah tempat tinggal, pada periode September 2019 hingga Maret 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik 3,9 ribu orang sedangkan di daerah perdesaan berkurang 0,13 ribu orang.
Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 4,95 persen menjadi 5,22 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 10,30 persen menjadi 10,25 persen.
Baca juga: Mensos Batubara: Perang terbesar melawan kemiskinan
Baca juga: Perangkat daerah menandatangani perjanjian fokus program prioritas
Baca juga: Mensos: integrasi bansos efektif tekan kemiskinan
Selama periode Maret 2014 hingga Maret 2020, persentase penduduk miskin Sulawesi Utara
selalu berada di bawah angka kemiskinan nasional, yaitu berada di kisaran 7,51 - 8,98.
Secara umum, pada periode 2014-2020, angka kemiskinan di Sulawesi Utara cenderung
fluktuatif, namun menunjukkan tren menurun dari tahun 2016 hingga tahun 2018.
Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Utara pada Maret 2020 sebanyak 192,37 ribu orang.
Terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 3,77 ribu orang dibandingkan dengan
September 2019.
Sementara jika dibandingkan dengan Maret tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin naik sebanyak 0,67 ribu orang.
Persentase penduduk miskin tertinggi terjadi pada September 2015, sedangkan persentase terendah terjadi pada September 2019, yakni sebesar 7,51 persen.
Persentase penduduk miskin Sulawesi Utara dan nasional pada periode 2014-2020
memiliki pola yang hampir sama.
Perbedaan terjadi pada September 2015 dan Maret 2019, dimana persentase penduduk miskin Sulawesi Utara mengalami kenaikan sementara angka nasional menunjukkan penurunan.
Secara umum, pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin, yakni penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Sulawesi Utara mencapai
192,37 ribu orang (7,62 persen), naik 3,77 ribu orang dari kondisi September 2019 yang sebesar 188,60 ribu orang (7,51 persen).
Bila dibandingkan kondisi September 2019, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan naik 0,27 persen poin menjadi 5,22 persen, sebaliknya persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun 0,05 persen poin menjadi 10,25 persen.
Selama periode September 2019 hingga Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 3,9 ribu orang (dari 64,90 ribu orang naik menjadi 68,80 ribu orang), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 0,13 ribu orang (dari 123,70 ribu orang turun menjadi 123,57 ribu orang).
Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas non makanan.
Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2020 adalah sebesar 76,95 persen. Kondisi ini tidak jauh berubah dibandingkan kondisi September 2019 yaitu sebesar 76,50 persen.
Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang.
Sementara komoditas non makanan yang
memiliki pengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan.*
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020