Surabaya, (ANTARA News) - Komisaris Jenderal Pol. Susno Duadji yang kini mundur dari jabatan Kabareskrim dikenal sebagai sosok pribadi yang tertutup di mata sejumlah polisi di Jatim.

"Saya lebih sering berhubungan dengan Pak Bambang Sutrisno (Kapolwiltabes Surabaya saat itu), bukan Pak Susno Duadji (Wakapolwiltabes Surabaya saat itu)," kata seorang perwira polisi Polda Jatim, Yani, kepada ANTARA di Surabaya, Senin.

Ia mengaku dirinya yang saat itu berada di Mapolda Jatim enggan berhubungan dengan Komjen Susno Duadji yang menjabat Wakapolwiltabes Surabaya pada tahun 2000-an itu.

"Pak Susno itu baik, tapi tertutup. Saya sendiri merasa ada sesuatu dari beliau yang membuat saya enggan berkomunikasi dengan beliau. Saya justru sering berhubungan dengan Bambang Sutrisno yang memang `welcome` (terbuka)," katanya.

Senada dengan itu, seorang perwira di Polwiltabes Surabaya yang enggan disebutkan namanya mengaku dirinya melihat Komjen Susno Duadji saat menjabat Wakapolwiltabes Surabaya sebagai sosok yang membuat orang lain cenderung menjaga jarak dengannya.

"Saya melihat begitu dan teman-teman juga sama, padahal polisi sekarang `kan sudah menjadi sipil," katanya.

Komjen Susno Duadji telah mengundurkan diri sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri terhitung sejak 4 November 2009.

Pengunduran diri Susno diduga terkait dengan penyebutan namanya pada rekaman percakapan antara pengusaha Anggodo Widjojo dengan sejumlah penegak hukum, antara lain Wisnu Subroto (mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung) dan beberapa penyidik Polri.

Pada rekaman percakapan hasil penyadapan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, Anggodo menyebut nama Susno dan sejumlah penyidik bernama Dikdik, Benny, Parman dan Gupuh.

Rekaman percakapan Anggodo diduga merupakan upaya merekayasa penetapan tersangka terhadap pimpinan KPK nonaktif, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009