"Dari 46.093 orang tenaga kerja yang ditempatkan selama sepuluh bulan (Januari-Oktober) 2009, yang berijazah SD mencapai 35.206 orang atau sekitar 76,38 persen," kata Kepala Balai pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) NTB, I Komang Subadra di Mataram, Senin.
Ia mengatakan TKI asal daerah ini yang berijazah SMP sebanyak 10.126 orang dan yang menggunakan ijazah SMA sebanyak 750 orang, lima orang sarjana (S1), empat orang diploma (D2) dan D3 dua orang, tidak ada berijazah diploma satu.
"Para TKI asal NTB yang umumnya berpendidikan SD itu untuk tenaga kerja laki-laki bekerja di ladang kelapa sawit di Malaysia dan tenaga kerja wanita (TKW) bekerja sebagai penatalaksana rumah tangga (PLRT) atau pembantu rumah tangga (PRT) di Arab Saudi," katanya.
Ia mengatakan hingga kini tingkat pendidikan TKI asal NTB yang bekerja di luar negeri masih relatif rendah, sehingga jenis pekerjaan yang bisa dimasuki adalah sektor nonformal seperti ladang kelapa sawit, "cleaning services" dan sopir.
Karena itu, katanya, ke depan perlu terus diupayakan peningkatan kualitas tenaga TKI agar yang bekerja di sektor formal dan nonformal jumlahnya bisa seimbang, tidak seperti sekarang ini didominasi tenaga kerja sektor nonformal.
TKI asal NTB yang bekerja di luar negeri selama sepuluh bulan terakhir mencapai 46.093 orang terbanyak bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit di Malaysia Barat mencapai 28.426 orang.
Selain itu di Arab Saudi tercatat sebagai PLRT sebanyak 17.011 orang, Oman 206 orang, Uni Emirat Arab 137 orang, Malaysia Timur 113 orang, Yordania 38 orang, Kuwait 33 orang, Singapura 20 orang, Hong Kong 17 orang, Qatar enam orang dan satu orang di Brunei Darusaalam.
Sementara yang bekerja sebagai sopir di Arab Saudi tercatat 243 orang, kilang/industri sebanyak 150 orang, pekerja konstruksi 137 orang, pekerja peternakan di Malaysia sebanyak 95 orang dan petugas kebersihan atau "cleaning services" 40 orang.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009