Zurich, (ANTARA News) - Mulutmu adalah harimaumu. Ungkapan ini terasa pas dengan ziarah pelatih timnas Argentina Diego Maradona yang dilarang tampil dua bulan dan didenda lebih dari 24.000 dolar Minggu, setelah beberapa kali mengeluarkan kalimat kasar pada pertandingan babak penyisihan Piala Dunia melawan Uruguay bulan lalu.

Maradona (49), yang berpotensi menghadapi hukuman dari beberapa pertandingan Piala Dunia timnya tahun depan, minta maaf atas sikapnya itu dan menunjukkan penyesalannya yang mendalam, kata badan sepak bola dunia FIFA, sebagaimana dikutip dari Reuters. 

Ia mendapat sanksi setelah mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas artinya dalam wawancara di tepi lapangan, kemudian mengulanginya lagi dan berkata kasar dalam temu pers usai pertandingan, yang disiarkan langsung oleh beberapa stasiun televisi.

Maradona mengatakan kepada media, "Hisap aja...dan tetap lah menghisap.."

Ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Argentina setelah 13 bulan berjuang mengatasi kecanduan obat terlarang, alkohol dan masalah kegemukan, Maradona muncul sendirian dalam pertemuan tertutup dengan pengurus FIFA di markas mereka.

"Komisi Disiplin FIFA...memutuskan hari ini menghukum dua bulan tidak boleh mengikuti aktifitas sepak bola dan dijatuhi denda 25.000 CHF (24.630 dolar) kepada pelatih kepala tim Argentina Diego Maradona," demikian pernyataan yang dikeluarkan FIFA.

"Komite mempertimbangkan permintaan maaf Maradona serta sikap penyesalannya yang diutarakan pada akhir pertemuan," demikian bunyi pernyataan FIFA itu.

"Komite menekankan bila ada insiden sama di kemudian hari maka akan dikelurkan sanksi yang lebih berat," kata FIFA.

FIFA menjelaskan, sanksi yang sudah dijatuhkan berlaku langsung hingga 15 Januari. Berarti Maradona tidak akan absen dalam pertandingan internasional mereka, walau pun Argentina akan melakukan laga persahabatan internasional melawan Republik Ceko di tempat yang akan ditentukan bulan depan.

Larangan itu merupakan episode lain dari naik turunnya masalah dalam karir Maradona, yang sempat dikeluarkan dari Piala Dunia 1994 karena terlibat kasus obat terlarang, satu dari tiga hukuman sejenis yang diterimanya saat sebagai pemain.

Maradona terbang dari Madrid, tempat timnya kalah 1-2 atas Spanyol dalam pertandingan persahabatan Sabtu malam. Ia mengenakan kacamata gelap dan baju lapangan serta tidak bersedia melayani atau memberi komentar kepada wartawan.

Sekitar 20 orang membawa bendera Argentina serta sejumlah wartawan berkumpul di luar gerbang markas besar FIFA di tepi kota Zurich di udara dingin itu.

Maradona melancarkan kritikannya setelah Argentina mengalahkan

saingan utama mereka Uruguay 1-0 sehingga selamat lolos ke Afrika Selatan. Pertandingan itu merupakan laga penentuan bagi 18 tim yang berebut tempat ke Afrika Selatan.

Juara Piala Dunia 1986 itu mendapat kritikan tajam setelah timnya kalah atas Bolivia, Ekuador, Brazil dan Paraguay, sehingga mereka berada di tepi kegagalan ke babak final Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1970.

Ketika ditunjuk sebagai pelatih pada Oktober tahun lalu, Maradona banyak mendapat kecaman dan pertanyaan dari berbagai kalangan.

Ia memanggil lebih dari 70 pemain dalam 14 pertandingan (delapan babak penyisihan dan enam pertandingan persahabatan) dan ia mendapat kritikan dengan caranya memilih pemain itu.

Masa Maradona sebagai pelatih pun diwarnai dengan perseteruan dengan pemain, pelatih, wartawan dan direktur tim, dan puncaknya ketika Juan Roman Riquelme meninggalkan tim dengan mengatakan Maradona berada dalam tim itu dengan "kode etik berbeda" dengan mereka.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009