Jakarta (ANTARA News) - Presiden AS, Barack Obama menyatakan kedekatan hubungannya yang telah dijalinnya dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan latar belakangnya yang pernah tinggal di Indonesia, seusai pertemuan bilateral di Singapura, Minggu.
"Seperti yang telah diketahui, saya memiliki hubungan historis dengan Indonesia, namun saya juga kagum akan kemajuan demokrasi yang dicapai oleh Indonesia sekarang ini," ujar presiden Obama.
Menurut kepala negara Amerika Serikat yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Indonesia, Indonesia tidak hanya penting bagi kawasan, namun juga sebagai salah satu anggota negara G 20.
Sebagai salah satu negara dengan penduduk islam yang besar, Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar. Menurut Obama Indonesia juga sangat berpotensi dalam strategi pengembangan dan demokrasi serta strategi antar agama yang sangat penting pada masa depan.
Obama menuturkan bahwa kedua kepala negara tersebut telah membicarakan hubungan bilateral yang lebih baik lagi, perjanjian kerja sama menyeluruh yang menyangkut bidang pendidikan, masalah penggunaan energi bersih, menyebarkan perdamaian dan memerangi terorisme di Indonesia.
Selain itu, keduanya juga mendiskusikan tantangan yang lebih besar untuk mencapai tujuan perjanjian Copenhagen dan terus menstabilisasi dan mendorong ekonomi dunia, dengan perdagangan dan investasi yang telah dibicarakan dalam ASEAN Summit.
Obama mengaku sangat senang dalam menyambut prospek hubungan kedua negara pada masa depan, dan juga berniat untuk datang ke Indonesia tahun depan.
Pada kesempatan yang sama, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menghargai pendekatan cara baru AS kepada dunia, terhadap berbagai masalah termasuk dalam pendekatan positif dengan dunia Islam.
"Kami juga memperbaharui komitmen kedua negara untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral menyeluruh ke tingkat yang lebih tinggi, dan menyambut baik kerja sama antara Indonesia dan AS di berbagai bidang," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kerja sama bilateral yang dimaksud oleh presiden RI meliputi bidang perdagangan dan investasi, pendidikan dan teknologi, perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi, melawan wabah penyakit menular dan memerangi terorisme, serta melakukan hubungan people to people (antar manusia). (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009