LPBI tingkat kecamatan jangan lupa koordinasi dengan Muslimat NU dan Fatayat NU menjadi bagian kepengurusan
Temanggung (ANTARA) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, melantik pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) tingkat kecamatan se-Kabupaten Temanggung.
Pelantikan dilakukan Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Temanggung Dani Wardoyo di kawasan Situs Liyangan Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Minggu.
Penasihat LPBI Kabupaten Temanggung Yami Blumut menyampaikan pengurus yang dilantik segera melengkapi kepengurusan LPBI di tingkat kecamatan sebagai tangan panjang sekaligus operasional di lapangan.
Baca juga: Bupati: Kasus COVID-19 di Kabupaten Temanggung melandai
"LPBI tingkat kecamatan jangan lupa koordinasi dengan Muslimat NU dan Fatayat NU menjadi bagian kepengurusan yang nanti apabila ada bencana akan terjun langsung di lapangan. Tagana Banser, SAR Banser mohon dilibatkan menjadi pengurus yang lengkap sehingga kesiapan kita untuk sewaktu-waktu ada bencana maka tidak perlu menunggu dari siapapun," katanya.
Ia menyampaikan NU Kabupaten Temanggung melalui LPBI harus siap yang pertama dan utama untuk menangani bencana.
Bersamaan dengan pelantikan pengurus LPBI ini, katanya, juga dilakukan tradisi dimulainya panen tembakau atau wiwit tembakau di Kabupaten Temanggung.
Baca juga: Temanggung masuk zona kuning COVID-19
"Mudah-mudahan pada panen tembakau 2020 hasilnya bagus dan harganya juga bagus sehingga para petani di Kabupaten Temanggung dapat rezeki yang melimpah dan berkah," katanya.
Katua PCNU Kabupaten Temanggung KH Muhammad Furqon mengatakan NU penting melakukan mitigasi bencana, karena Temanggung termasuk kawasan rawan bencana.
"Hari ini kita sadar betul tanah yang dibawa dari gunung sampai ke desa-desa itu sudah keruh airnya. Mengapa keruh karena tidak ada tanaman penyangga di pegunungan," katanya.
Oleh karena itu, katanya, salah satu mitigasi pencegahan bencana, fokus menjaga lingkungan, salah satunya dengan penanaman pohon. Termasuk juga bagaimana mengedukasi masyarakat agar tahu pentingnya menjaga lingkungan.
"Edukasi ini penting dan saya ingin pondok pesantren nanti dimasuki LBPI untuk menyampaikan pada para santrri pentingnya menjaga lingkungan ini dan apabila ada bencana mereka tahu apa yang harus dilakukan," katanya.
Baca juga: Sebagian OTG di Temanggung-Jateng dipulangkan untuk karantina di rumah
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Temanggung Joko Prasetyono menyampaikan pada 2019 di Kabupaten Temangggung terjadi 213 bencana atau sebulan terjadi 17-18 bencana. Kemudian bencana kekeringan tahun 2019 disalurkan 1.400 tangki air bersih.
Ia menuturkan dalam kejadian bencana ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni bagaimana mencegah, bagaimana menangani, dan bagaimana memulihkannya.
Baca juga: Temanggung bertekad wujudkan daerah bebas sampah plastik
Ia dalam hal pencegahan, Temanggung yang merupakan kawasan pegunungan perlu terus digalakkan penghijauan, untuk mencegah longsor dan juga untuk menyimpan air.
Joko menuturkan dalam menangani sebuah bencana harus ada pelatihan penanganan bencana, maka sumber daya manusia LPBI juga harus mendapat pelatihan tersebut.
"Tahun 2021 kami undang untuk pelatihan di BPBD, agar tahu tentang manajemen bencana," katanya.
Baca juga: 1.500 orang di Temanggung penerima ganda bansos
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020