Jakarta (ANTARA News) - Tak peduli seberapa sering orang membersihkan, debu selalu balik lagi, dan membuat orang jadi bingung bagaimana caranya terbebas dari pengganggu itu.
Kini, para peneliti telah menciptakan model baru komputer untuk menjelaskannya!
Mereka mendatapi kebanyakan debu berasal dari luar rumah dan datang melalui udara, bukan menempel di sepatu manusia, setidaknya demikian lah yang terjadi di sekelompok rumah di Midwester Amerika Serikat.
Bukan hanya menjawab keingintahuan warga, model komputer tersebut dapat membantu masyarakat memperkirakan cara terbaik untuk membersihkan tempat sampah yang tercemar, yang mengeluarkan partikel yang dapat berakhir pada debu, demikian laporan penulis LiveScience Rachael Rettner di laman livescience.com, Sabtu.
Debu di dalam rumah adalah campuran benda yang menjijikkan, termasuk sel kulit mati, minyak, partikel udara kecil dan bahkan bahan beracun, seperti timah dan arsenik, yang mungkin berasal dari tempat sampah yang tercemar.
Guna memperkirakan bagaimana penyebab pencemaran semacam itu menumpang partikel debu ke dalam rumah, para peneliti di University of Arizona mengubah kehidupan setiap hari penimbunan debu menjadi serangkai persamaan matematika untuk membuat satu model komputer.
Meskipun para peneliti lain mempelajari dasar debu, banyak studi semacam itu semata-mata dipusatkan pada partikel kecil udara yang dapat menyusup jauh ke dalam paru-paru manusia. Tim Arizona itu juga meneliti partikel yang lebih besar, yang masih dapat memperoleh udara, tapi lebih mungkin untuk menempel ke tangan dan dapat ditelan oleh anak-anak.
Model tersebut meliputi banyak faktor yang memantau berapa banyak debu berada di rumah orang. Misalnya, jumlah tanah yang menempel di dalam tergantung atas berapa jumlah orang tinggal di satu rumah, dan berapa kali mereka berada di luar rumah.
Selain itu, berjalan di dalam rumah dapat menyingkirkan debu dari lantai dan karpet dan menyebarkannya ke daerah baru di dalam rumah. Dan kegiatan membersihkan, seperti dengan menggunakan vakum pembersih dan penyedot debu, dapat menghilangkannya.
Berikutnya, mereka menguji dan mengabsahkan data yang digunakan model mereka dan dikumpulkan oleh U.S. Environmental Protection Agency dari rumah-rumah di Medwest.
Model tersebut mungkin bermanfaat buat masyarakat yang menangani pembersihan tempat sampah yang menyimpan bahaya.
"Sangat sulit untuk memperkirakan seberapa sering anda perlu membersihkan tanah untuk melindungi orang di dalam rumah anda," kata peneliti studi tersebut, Paloma Beamer, dan asisten profesor di College of Public Health, University of Arizona.
"Jadi model ini akan membantu mengidentifikasi apa tingkat yang cocok untuk membersih tanah," katanya.
Selain itu, jika model tersebut mendapati, sebagaimana yang terjadi buat warga di Midwest, bahwa sebagian besar bahan pencemar datang melalui udara, itu akan menunjukkan bahwa awak kebersihan mungkin lebih baik memikirkan cara mencegah tanah menjadi udara, dan bukan berusaha membersihkan tanah dari tempat tersebut --yang tampaknya akan memicu kedatangan lebih banyak debu, kata Beamer.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009