Bandarlampung, (ANTARA News) - Sejumlah keluarga jemaah calon haji (JCH) musim haji 1430 H/2009 M di Lampung mengaku sangat kesulitan berkomunikasi langsung menggunakan telepon selular untuk mengetahui kondisi keluarganya yang sedang menunaikan ibadah haji.
"Sudah seminggu saya mencoba menelepon keluarga yang ada di Madinah, tapi tidak berhasil. Kalau dari sana (Arab) yang menelepon bisa, tapi begitu akan dicoba telepon balik selalu gagal," kata Edy (49), warga Teluketung Utara di Bandarlampung, Sabtu.
Menurut dia, sang istri yang sedang menunaikan ibadah haji itu ketika menghubunginya berpesan agar sering ditelepon baik untuk melepas ridu terutama dengan sang anak, serta untuk mengetahui keadaannya tetapi ketika dicoba ditelepon berkali-kali selalu sulit.
"Bisa melalui pesan singkat (sms), itu juga membalasnya lama sekali. Misalnya saya kirim sms Jumat malam, baru ada balasan Sabtu pagi," ujarnya.
Para jemaah calon haji itu sebelumnya telah disarankan agar mengganti nomor teleponnya dengan nomor Arab untuk memudahkan komunikasi dengan keluarga di kampung halaman, misalnya menggunakan operator Mobily, Zain, Alzawal, atau lainnya.
Sementara itu, sejumlah petugas dan jemaah yang ada di Madinah dan Makkah, Arab Saudi melaporkan, khusus calon haji Lampung kloter 18 yang berangkat paling awal, baru menuju Makkah untuk menunaikan umroh wajib setelah selesai melakukan salat Arbain (40 waktu) di Madinah pada Jumat pagi.
Mereka baru tiba di pemondokan (Maktab) di Makkah pada Jumat petang sekitar pukul 18.00 (waktu Arab Saudi/selisih 4 jam dengan WIB), dan mereka langsung bergegas melakukan umroh wajib di Masjidil Haram.
"Kami baru tiba di Makkah pukul 18.00, dan baru selesai melakukan umroh wajib Jumat malam," kata Khaironi (41), anggota kloter 18 Lampung.
Sementara itu, anggota tim pematau penyelenggaraan haji daerah (TPPHD) Provinsi Lampung 2009 Mustaan Basran (Ann) menginformasikan dari Makkah, Sabtu siang, para jemaah kloter 18 sebanyak 450 orang (tambah 5) petugas sudah selesai melakukan umroh wajib.
Tentang tempat pemondokan (maktab)-nya di Makkah, katanya, tidak terlalu jauh dari Masjidil Haram, yaitu antara 800 hingga 1.000 meter, hanya saja jalannya menanjak.
"Alhamdulillah kami sudah selesai umroh. Tingalnya hanya sekitar 800 meter dari Masjidil Haram, tapi jalannya nanjak," kata Mustaan.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009