Singapura, (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan PLN harus meninjau kembali ketentuan beban puncak bagi pelanggan listrik industri jika rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) diberlakukan.
"Kalau kebijakan itu (kenaikan TDL) tidak bisa dihindari, saya kira meski diatur sedemikian rupa. Selain bertahap juga `policy` mengenai kategorisasi tarif terhadap sektor industri itu bisa ditinjau kembali, seperti beban puncak dan sebagainya yang sering di`complain` oleh industri," katanya di Hotel Marina Mandarin, Singapura Sabtu pagi.
Hidayat mengingatkan bahwa keputusan menaikkan TDL merupakan keputusan yang tidak populer meski memang tidak bisa dihindari. Selanjutnya, menurut dia, PLN harus mulai dibantu menyeimbangkan neraca perusahaannya menjadi sehat sehingga bisa membangun pembangkit listrik baru.
"Yang berikutnya, memang kita mesti konsentrasi menyelesaikan masalah PLN. Baik dia sebagai perusahaan yang `balance sheet`nya harus kita sehatkan agar dia bisa mendapatkan dana untuk membiayai proyek barunya di pembangkit listrik," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Darwin Saleh dalam raker dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan besaran TDL)2010 sebagai pengganti TDL yang telah berlaku sejak 2004. Menurut Darwin, kebijakan TDL 2010 tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan PT PLN (Persero) dan juga kemampuan masyarakat.
Lebih lanjut Hidayat mengatakan masalah listrik harus segera diselesaikan, kalau tidak Indonesia akan kehilangan momentum untuk menarik investasi.
"Kalau anda ikuti forum CEO Summit kemarin hampir semua negara di kawasan ASEAN itu sudah sedemikian rupa saling bersaing menawarkan program perbaikan ekonominya dan mengundang investasi dengan berbagai macam daya tarik yang mereka ciptakan. Jadi kalau Indonesia karena masalah internal kita kemumdian menunda kesempatan itu maka kita akan kehilangan momentum," tuturnya.
Hidayat menegaskan pekerjaan rumah terpenting yang akan diselesaikan pemerintah selain perbaikan infrastuktur adalah masalah pasokan listrik. Hidayat mengatakan masalah listrik menjadi pertimbangan penting investor untuk masuk ke Indonesia.
"Seminggu yang lalu sebelum berangkat saya didatangi 40 perusahaan besar dari Kansai Federation dari Jepang, pertama yang dia keluhkan adalah apakah Indonesia bisa mengatasi masalah pasokan listrik," tuturnya.
Hidayat mengatakan tambahan pasokan listrik dari proyek 10 ribu Mega Watt baru akan dirasakan pada akhir kwartal pertama 2010. "Pokoknya sebelum Agustus," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009