Singapura (ANTARA News) - Presiden China Hu Jintao berjanji untuk turut serta dalam pembangunan sektor infrastruktur di Indonesia dan melakukan investasi di bidang energi listrik.
Hal itu dikemukakan oleh Menteri Perindustrian M. Hidayat di Hotel Marina Mandarin, Singapura, Sabtu pagi, saat ditanya mengenai hasil dari pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China Hu Jintao.
"Itu adalah hal konkrit yang disampaikan Presiden China kepada Presiden Yudhoyono," katanya.
Lebih lanjut Hidayat mengatakan bahwa kedua negara sama-sama sepakat untuk meningkatkan pasar domestik karena selama ini baik Indonesia maupun China sama-sama mengandalkan ekspor.
Dalam pertemuan dwipihak yang berlangsung sekitar 30 menit itu, Presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas kerjasama pemerintah China membangun jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madura.
Presiden Yudhoyono dan Hu Jintao melakukan pertemuan dwipihak pada Jumat petang (13/11) menjelang pertemuan puncak Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Singapura, 14-15 November.
Pada 2010, kedua negara akan memperingati hubungan diplomatik yang ke-60 tahun dengan sebuah "Tahun Persahabatan Indonesia-China".
Indonesia dan China telah menandatangani sebuah perjanjian Kemitraan Strategis pada 2005 dan saat ini sedang berusaha menyelesaikan rencana aksi dari Kemitraan Strategis itu.
Menurut Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal hubungan baik kedua negara juga tercermin memlalui nilai perdagangan Indonesia-China yang sudah melampaui target 30 miliar dolar AS pada 2008.
Dalam pertemuan itu Presiden Yudhoyono memimpin delegasi Indonesia yang terdiri dari Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Perindustrian M. Hidayat, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala BKPM Gita Wiryawan.
Pertemuan Yudhoyono - Hu Jintao adalah satu dari sejumlah pertemuan dwipihak yang akan dilakukan oleh Presiden di sela rangkaian pertemuan puncak APEC.
Presiden Yudhoyono juga menyelenggarakan pertemuan dwipihak dengan Perdana Menteri Papua Nugini Sir Michael Somare, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Selandia Baru John Key dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Para pemimpin ekonomi dari 21 negara anggota APEC akan melakukan pertemuan tingkat tinggi di Singapura, 14-15 November 2009. Dalam pertemuan itu akan dibahas antara lain proses penyatuan perdagangan bebas kawasan dan pencapaian Target Bogor (Bogor Goals) bagi negara-negara maju pada 2010.
APEC merupakan forum yang terbentuk dan perkembangannya dipengaruhi antara lain oleh kondisi politik dan ekonomi dunia saat itu yang berubah secara cepat di Uni Soviet dan Eropa Timur, termasuk kekhawatiran gagalnya perundingan Putaran Uruguay yang akan menimbulkan proteksionisme dengan munculnya kelompok regional serta timbulnya kecenderungan saling ketergantungan diantara negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
Forum yang dibentuk 1989 di Canbera-Australia itu telah melaksanakan langkah besar dalam menggalang kerjasama ekonomi sehingga menjadi suatu forum konsultasi, dialog dan sebagai lembaga informal yang kerja sama ekonominya berpedoman melalui pendekatan keterbukaan bersama berdasarkan sukarela, melakukan inisiatif secara kolektif dan untuk mendukung keberhasilannya dilakukan konsultasi yang intensif terus menerus diantara 21 ekonomi anggota.
Ke-21 negara anggpta APEC itu adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand,Amerika Serikat, Republik Rakyat China, Hongkong-Cina, Chinese-Taipe, Meksiko, Papua Nugini, Chili, Federasi Rusia, Peru dan Vietnam.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009