Cianjur (ANTARA News) - Himdan (28 hari), pasien bayi yang tidak memeiliki lubang anus, terpaksa dibawa pulang orang tuanya dari RSUD Cianjur, Jawa Barat, karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit.
Himdan, yang tidak memiliki lubang anus itu, tidak bisa buang air kecil dan besar, hingga saat ini, sehingga lambungnya terus membesar layaknya balita penderita gizi buruk.
Infomasi berhasil dihimpun, Jumat, pada tanggal 16 Oktober lalu, tepatnya hari Jumat. Cicah (26), melahirkan putra keduanya Himdan buah pernikahnya dengan Endin (29).
Kelahiran itu dilakukan di rumahnya dan berjalan normal tidak ada kendala atau kejanggalan. Bahkan setelah melahirkan layaknya bayi lainnya, perawatan dan perlakuan sama diberikan.
Namun memasuki usia 6 hari, kondisi sang bayi mulai nampak ada kejanggalan, dimana ia tidak bisa buang air besar dan kecil.
Merasa khawatir dengan kondisi bayinya itu, kedua orangtuanya, berupaya dengan berbagai cara yang disarankan tetanga.
Meskipun keingginan membawa anaknya ke rumah sakit, cukup besar. Namun kedua orang tuanya terbentur biaya. Uang yang didapat Endin sebagai buruh tani, dinilai tidak cukup.
Sementara itu, kondisi sang bayi terus memburuk, perutnya terus membuncit karena ampas dari pasokan makanan yang masuk ke lambungnya tidak dapat keluar.
Khawatir dengan kondisi bayinya itu, akhirnya Cicah dan Endin, nekad membawanya ke RSUD Cianjur, tanpa biaya sepeserpun, dengan harapan anaknya sembuh.
Pihak RSUD Cianjur, sempat memeriksa kondisi Himdan dan memberikan hasil diagnosa. Namun petugas kesehatan meminta orang tua Himdan menyediakan uang sebesar 20 juta.
"Kami tidak mengerti apa hasilnya. Namun kami mengerti dan sangat terkejut ketika petugas mengharuskan kami menyiapkan uang 20 juta dengan jaminan Himdan sembuh," tutur Cicah
Mendengar perkataan petugas yang dengan mudah menyebutkan nominal sebesar itu, membuat jantung Cicah dan Endin sangat kaget.
Jangankan uang sebesar itu, untuk makan sehari-hari saja, mereka sudah kesulitan.
"Kami tidak punya apa-apa yang bisa di jual. Pilihan terakhir kami terpaksa membawa bayi kami pulang," katanya dengan linangan air mata.
Harapan kedua orang tua itu, ada pihak yang mau mengulurkan tangannya demi kesembuhan Himdan .
"Kami hanya bisa berdoa dan berharap ada yang mau membantu kami, demi kesembuhan anak kami," ucap keduanya hampir bersamaan.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009