"Apakah aksi solidaritas dan dukung-mendukung yang banyak bermunculan di sejumlah daerah akan berlanjut menjadi perubahan besar atau tidak, itu memang belum bisa diprediksikan," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Namun yang pasti, kata dia, isu yang sekarang meluas dan saling berkaitan adalah kasus Antasari, Bibit-Chandra, dan Bank Century.
Menurut dia, ada dua faktor penentu apakah aksi-aksi massa itu akan berlanjut atau tidak, adalah munculnya isu "basic need" (kebutuhan dasar) dan keretakan di kalangan elite.
"Jika dua hal tersebut muncul dan menyatu, maka bisa dipastikan akan meluas dan menjadi perubahan besar. Tetapi jika tidak muncul, maka isu itu akan surut," katanya.
Ia mengatakan parlemen saat ini cenderung hanya diam, karena parlemen masih ragu dengan kondisi nasional yang sekarang terjadi.
"Anggota parlemen yang merasa memperoleh kursi di dewan karena uang, belum yakin dengan adanya perubahan nanti menjamin dirinya aman atau tidak terancam kedudukannya," katanya.
Itu artinya, menurut Arie, adanya perubahan bagi anggota parlemen tidak menjamin dapat mempertahankan posisi mereka.
Dia mengatakan, di sisi lain yaitu pemerintah saat ini sedang berhitung berbagai kemungkinan yang terjadi jika aksi-aksi tersebut semakin meluas.
"Saat ini sudah mulai muncul isu-isu penunggangan, sehingga seharusnya gerakan prodemokrasi tidak terpancing. Apakah gerakan ini mampu menjaganya, itulah tantangan saat ini," katanya.
Ia melihat masalah yang dihadapi sekarang adalah kecenderungan dan godaan untuk melebarkan isu. "Ini yang harus diwaspadai," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009