Serang, Banten (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilegon mencatat fasilitasi sertifikasi ekspor komoditas asal sub sektor perkebunan pada semester I tahun 2020 meningkat tiga kali lipat dibandingkan total ekspor pada periode sama di tahun 2019.

“Tahun 2019 kami hanya memfasilitasi sertifikasi sebanyak 8 kali dengan total volume 525 ton. Tahun 2020, baru satu semester proses sertifikasi ekspor karet lempengan telah dilakukan sebanyak 27 kali dengan volume mencapai 2.178 ton,” ujar Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Arum Kusmila Dewi, melalui keterangan tertulis yang diterima di Serang Banten, Jumat (17/7).

Arum menyebutkan, karet lempengan asal Banten mempunyai kualitas yang baik dan selalu disertai sertifikat kesehatan tumbuhan atau phytosanitary certificate (PC).

"Ini adalah jaminan kesehatan dan keamanan produk sebagai persyaratan wajib yang harus dipenuhi dalam hal ekspor karet, sebagai mana ketentuan dalam kesepakatan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS),” jelas Arum.

Baca juga: Barantan Tanjungpinang fasilitasi ekspor karet ke tiga negara

Saat ini karet lempengan asal Banten telah diekspor ke tujuh negara yaitu India, China, Mesir, Itali, Pakistan, Afrika Selatan dan Turki. Bertambah 4 negara dibandingkan tahun 2019 yang hanya India, Italia, China dan Argentina.

"India merupakan negara pengimpor tertinggi karet asal Banten yang mencapai 1.512 ton," tambah Arum.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil berharap ekspor karet Banten akan terus meningkat, bertambah volume dan negara tujuan.

Mengutip catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada Juni 2020 mencapai 12,03 milar miliar dolar AS Capaian ini meningkat 15,09 persen dibandingkan Mei 2020 yang mencapai 10,53 miliar dolar.

Baca juga: Indonesia ekspor karet untuk pabrik ban di Rusia

"Ini menjadi angin segar bagi sektor pertanian sekaligus menjadi pertanda program pembangunan pertanian yang dipimpin oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sudah 'on the track", ujar Jamil.

Jamil memaparkan, sebagai fasilitator pertanian di perdagangan internasional, pihaknya menyiapkan terobosan dan inovasi layanan karantina yang terus dilakukan agar semakin memudahkan dan mempercepat proses ekspor.

Seperti instalasi karantina tumbuhan atau hewan, dan tempat pemeriksaan lainnya, dimana pemeriksaan karantina dapat dilakukan di gudang eksportir bukan lagi di pelabuhan.

Menurutnya hal ini sangat membantu memangkas waktu tunggu di pelabuhan atau dwelling time, harapannya ini dapat meningkatkan daya saing.

“Kami juga terus mendorong ekspor komoditas pertanian dengan melakukan pendampingan dan fasilitasi persyaratan ekspor serta sinergisitas dengan semua pemangku kebijakan pusat dan daerah,” kata Jamil.

Pewarta: Lukman Hakim/Sambas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020