Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar workshop internasional tentang penanggulangan terorisme berbasis peran organisasi kemasyarakatan (ormas) di Jakarta, 18-19 November.
Ketua Panitia Workshop Abdul Wahid Maktub di Jakarta, Kamis, mengatakan, workshop diikuti sekitar 90 peserta dari berbagai ormas di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Kamboja, serta utusan Perserikatan Bangsa Bangsa.
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menjelaskan, Indonesia dipilih sebagai tuan rumah karena dianggap memiliki model yang tepat dalam mengatasi dan menanggulangi terorisme berkarakter agama, yakni memadukan gerakan antiteror dengan gerakan kontraisme.
"Dunia mulai sadar bahwa terorisme itu terdiri dari dua aspek yaitu teror dan isme. Barat bisa mengatasi teror dengan represi, tetapi kelabakan dalam memberesi ismenya. Nah ini yang diserahkan ke kelompok moderat," katanya.
Menurut Hasyim, dunia terkesan dengan cara Indonesia menangani terorisme, khususnya kasus Bom Bali, yang menggunakan pendekatan hukum dan pendekatan dakwah, kerjasama yang baik antara pemerintah dan ormas, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Cara penanganan seperti itu diharapkan bisa ditularkan ke negara lain melalui workshop tersebut. Peserta diambil dari negara Asia Tenggara karena dianggap selain serumpun juga mempunyai tipe terorisme yang sama.
Menurut Hasyim, NU dipercaya sebagai penyelenggara karena terbukti tidak ada pelaku terorisme yang berlatar belakang NU maupun dari lingkungan pesantren NU.
"Ini (workshop antiterorisme) akan meluas manfaatnya," kata Hasyim.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009