Jakarta (ANTARA) - Pemerintah tengah melakukan sosialisasi revisi kelima dari pedoman pencegahan dan penanganan COVID-19 untuk menyamakan kerangka bicara, kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.
Sosialisasi telah dilakukan dalam dua hari terakhir pada pagi dan siang diikuti oleh Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan dan pihak lain terkait penyelenggaraan penanggulangan COVID-19.
"Kami akan tetap melakukan sampai minggu depan sehingga diharapkan bahwa buku pedoman ini segera dipahami oleh pihak yang terkait, terutama dalam kaitan fungsi respons di bidang kesehatan," kata Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta pada Jumat.
Baca juga: 40.345 pasien sembuh dari 81.668 positif COVID-19
Harapan dari pemahaman revisi terbaru itu bisa disampaikan kepada masyarakat agar dapat memahami juga tentang pedoman tersebut, yang sudah mengacu kepada pedoman global.
Tujuannya, kata Yurianto, agar terminologi, strategi dan upaya-upaya strategis lainnya bisa seirama sehingga pengelolaan pandemi secara global bisa dilaksanakan dengan satu irama dan bahasa yang sama.
Dia memahami bahwa beberapa istilah akan terasa baru dan belum dipahami. Aktor yang terkait dalam penanganan COVID-19 dan dari sektor kesehatan akan berusaha memahami perubahan tersebut.
Setelah pemahaman oleh pelaku sektor kesehatan kemudian hal itu akan menjadikan bahan untuk berkomunikasi dengan masyarakat, menurut dia.
"Kita akan menjadi lebih mudah, lebih tersistematis dan kemudian dengan kerangka bicara yang sama mulai dari tingkat puskesmas seterusnya sampai tingkat Kementerian Kesehatan," kata dia.
Baca juga: Jubir: Positif COVID-19 bertambah 1.522, sembuh bertambah 1.414
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 947 jadi 37.636
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020