Putra Jaya, Malaysia (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Pemerintah Malaysia tertarik membeli lagi panser buatan PT Pindad Indonesia setelah sebelumnya membeli sekitar 30 unit unit, namun rencana ini terhambat kapasitas produksi Pindad.
"Semalam ada pertanyaan, apa memang (ada) pembatasan dari pihak kita. Saya pikir tidak ada pembatasan, yang ada mungkin keterbatasan produksi kita. Lha kita kan juga sedang pesan 150 panser. Malaysia sudah impor dan mau tambah lagi," kata Purnomo selagi kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Malaysia, Kamis.
Menurut dia, kapasitas produksi PT Pindad masih terbatas dan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan TNI sehingga apabila ada permintaan dari negara lain, hal itu sulit untuk dikerjakan.
"Jadi ini yang perlu diatur. Satu-satunya jalan ya kapasitas produksi yang diperluas. Tapi kan sekarang industri pertahanan kita mati hidup, mati hidup. Saya dengar masalah utama pendanaan dan tidak adanya kontrak jangka panjang. Maka itu yang akan dibenahi. Ini juga yang jadi program unggulan," katanya.
Purnomo melanjutkan, Pindad juga sedang mengembangkan produksi senjata serang (SS) 22 setelah sukses dengan SS 21, begitu pula dengan produks granat serta kebutuhan tempur prajurit.
Mengenai program prioritas Departemen Pertahanan, Purnomo mengatakan akan menyiapkan satu kekuatan TNI yang khusus bertugas untuk penangangan bencana alam.
"Dulu kita ada divisi 1 di Cilodong dan divisi 2 di Singosari. Dulu itu pasukan reaksi cepat buat perang dan sekarang buat bencana. Artinya maka buat itu batalyon zeni dan kesehatan harus kuat dan ditujukan untuk tujuan damai," katanya.
Untuk urusan ini, Dephan sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar memadukan program ini bersama pihak TNI, demikian Purnomo. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009