Jakarta (ANTARA) - Inflasi tahun ini diperkirakan di bawah 4 persen karena dipengaruhi melambatnya perekonomian akibat dampak krisis ekonomi global, demikian Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur BI Darmin Nasution dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis.
Menurut Darmin, pola normal inflasi Indonesia berada pada kisaran 5-6 persen, sedangkan laju inflasi tahun kalender Januari-Oktober sebesar 2,48 persen dan secara tahunan (YoY) 2,57 persen.
Darmin juga mengatakan melambatnya perekonomian Indonesia ini terlihat dari lambatnya pertumbuhan kredit perbankan nasional sampai dengan akhir Oktober 2009 yang hanya sebesar 7 persen (YoY) dibandingkan dengan tahun lalu tumbuhnya kecil.
Hal itu membuat kredit sektor hanya tumbuh sebesar 2 persen dan berpengaruh pada pertumbuhan kredit secara keseluruhan, namun jika dilihat per sektor pertumbuhan kredit cukup bagus, terutama kredit sektor listrik yang naik 30 persen, pertanian 14 persen, pertambangan, komunikasi dan pengangkutan sebesar 15 persen, kata Darmin.
Pjs Gubernur BI menambahkan, walaupun pertumbuhan kredit masih lambat, sektor perbankan di Indonesia masih memiliki solid dan stabil profitabilitasnya.
Ini terlihat dari terjaganya rasio kecukupan modal (CAR) per September 2009 sebesar 17,7 persen atau jauh dari ketentuan minimum sebesar 8 persen dan rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali pada 4,3 persen dsari batas maksimal 5 persen.
Darmin juga mengungkapkan penurunan BI rate dan imbauan bunga deposito sebesar 8 persen, belum diikuti turunnya bunga kredit bank. "Memang saya akui bahwa penurunan bunga kredit lamban, tapi beberapa bank sudah menurunkan bunganya hingga 10 persen," ungkapnya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009