Bandung (ANTARA News) - PT Bio Farma (Persero) akan memiliki pabrik vaksin flu untuk mengatasi pandemi H1N1 di Indonesia dengan kapasitas produksi 20 juta dosis per tahun, kata Direktur Utama PT Bio Farma, Iskandar di Bandung, Kamis.
"Pembangunan pabrik itu akan dilakukan 16 November 2009 ini, diharapkan tuntas Oktober 2010 mendatang," paparnya.
Investasi untuk memproduksi vaksin flu mencapai Rp1,3 triliun yang bersumber dari APBN dan investasi dari PT Bio Farma, sementara lahan pabrik berada di bagian belakang Kompleks PT Bio Farma seluas 3953 meter persegi.
Fasilitas tersebut sebagai tempat produksi vaksin flu, mulai dari penanaman bibit virus dalam clean embriyonated eggs, pemurnian hingga proses akhir pembuatan vaksin.
Selain itu juga dibangun `cicken facility` di atas lahan seluas 55.270 meter persegi di Cisarua Lembang, terdiri dari fasilitas peternangan ayam "White Leghorn" seluas 5145 meter persegi yang akan menghasilkan `clean embryonated eggs` sebagai media penanaman bibit virus flu.
"Bibit ayam `white leghorn` didatangkan dari Jepang, khusus untuk memproduksi telur untuk media penanaman bibit virus flu," katanya.
Iskandar juga mengatakan, dalam dua tahun terakhir ini perusahaan telah mengembangkan keahlian pembuatan flu musiman, termasuk vaksin-vaksin flu lainya seperti avian influenza (H5N1) dan swine flu (H1N1).
Menteri Kesehatan RI telah surat yang menetapkan PT Bio Farma sebagai penerima bantuan pembangunan fasilitas dan riset terpadu dalam rangka produksi vaksin flu untuk kebutuhan Indonesia.
Departemen Kesehatan juga menugaskan Universitas Airlangga (Unair) untuk mengembangkan `seed` virus influensa strain Indonesia yang akan digunakan untuk keperluan produksi.
Menurut Iskandar, langkah strategis ini diambil mengingat keberadaan vaksin flu untuk manusia merupakan satu hal yang terpenting dalam upaya pencegahan penyakit itu.
Hingga saat ini tidak ada satupun produsen vaksin itu di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sehingga negara-negara Asia Tenggara tidak memiliki vaksin ketika terjadi pandemi.
"Produksi vaksin flu di dunia saat ini terbatas yakni sekitar 300 juta dosis per tahun, dan terkonsentrasi di Eropa, Amerika Utara, Australia dan Jepang. artinya bila pandemi terjadi hanya mencukupi untuk 10 persen kebutuhan dunia," tambah Iskandar. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009