"Pesawat lain seperti F-5 Tiger belum akan diganti dalam waktu dekat," katanya usai menerima tongkat komando Kepala Staf Angkatan Udara dari Marsekal TNI Subandrio di Jakarta, Kamis.
Imam mengatakan, dalam program 100 harinya sebagai Kepala Staf Angkatan Udara, dia akan memokuskan penataan dan pembinaan personel, serta peningkatan kesiapan yang sangat bergantung pada tersedianya anggaran.
"Tidak akan ada perubahan kebijakan. Jadi kita tetap berpegang pada rencana strategis 2009-2014 disesuaikan ketersediaan anggaran. Untuk peningkatan profesionalisme akan tetap memantapkan pendidikan dan latihan," kata Imam.
Sedangkan, untuk pengadaan pesawat baru, TNI Angkatan Udara masih akan melanjutkan pengadaan jet tempur Sukhoi dari Rusia, mengganti OV-10 Bronco dan Hawk MK-53.
"Untuk penggantian OV-10 Bronco dan Hawk MK-53 kini tengah diproses bersama Departemen Pertahanan," tambahnya.
Mabes TNI AU sudah menetapkan Super Tucano dari Brazil sebagai pengganti Bronco, dan kini sedang digodok Departemen Pertahanan.
Sedangkan, untuk Hawk MK-53 Mabes TNI AU hingga kini masih merahasiakannya dan terus menggodok berbagai jenis pesawat yang menjadi kandidat pengganti pesawat buatan Inggris itu. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009