Kudus (ANTARA News) - Kusmanto atau Eyang Sabdo Kusumo, Kamis, membantah tuduhan mengubah kalimat syahadat dan menyebarkan ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam kepada masyarakat luas.

"Saya juga tidak merasa menyebarkan buku ajaran yang di dalamnya terdapat kalimat syahadat yang sudah diubah," ujarnya ketika memenuhi panggilan Departemen Agama, Kabupaten Kudus untuk dimintai klarifikasi, Kamis.

Ia menuduh sangkaan menyebarkan ajaran agama dengan kalimat syahadat yang berbeda dari ajaran Islam kepadanya, sebagai fitnah.

"Saya justru ingin mengetahui, siapa pembuat buku diktat yang didalamnya terdapat kalimat syahadat yang menyimpang dan disebarluaskan," ujarnya.

Padahal, akunya, dia tidak bisa membaca dan menulis arab dan tidak pernah merasa memiliki murid.

"Jika menulis dan membaca arab saja tidak bisa, bagaimana mungkin saya menjadi pemimpin aliran yang dituduhkan. Saya masih normal dan tidak gila," ujarnya.

Kusmanto mengaku tidak pernah membaca diktat berjudul lampiran sabdaning suma yang dibuat Abdul Latif dan Abdul Sodiq. Namun dia mengakui tulisan di diktat yang menyatakan dia keturunan Sunan Gunung Jati adalah benar.

"Saya memang keturunan Sunan Gunung Jati dari Raden Sumawinata," ujarnya.

Sementara itu, pembuat diktat, Abdul Koliq mengakui dialah yang membuatnya bersama Abdul Latif.

"Pembuatan buku diktat ini merupakan permintaan dari Raden Sumawinata sebelum meninggal," ujarnya.

Dia mengakui dibutuhkan waktu hingga tiga tahunan lebih untuk membuatnya, karena harus menemui sejumlah sesepuh di sejumlah daerah di Indonesia.

Dia juga membenarkan Sabdo Kusumo tidak bisa membaca dan menulis huruf arab. "Hanya saja, dia memiliki daya ingat yang cukup baik," ujarnya.

"Isi buku diktat ini juga sesuai dengan Alquran dan Hadist. Tidak ada tulisan syahadat yang menyimpang," ujarnya.

Ia mengakui, Sabdo Kusumo merupakan keturunan Sunan Gunung Jati dari Raden Sumowono. "Raden Sumowono sendiri pernah meninggal dan hidup sebanyak tujuh kali," ujarnya.

Sementara itu, Kasi Pendidikan Agama Islam dan Pemberdayaan Masyarakat (Penamas) Depag Kudus, Suhadi mengatakan, hasil klarifikasi dengan Sabdo Kusumo tidak mengakui adanya penyebaran kalimat syahadat yang menyimpang.

"Dia juga tidak mengakui telah membuat buku diktat. Hanya saja, dia mengaku berdasarkan silsilahnya masih memiliki hubungan dengan Sunan Gunung Jati," ujarnya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009