Demikian rangkuman isi pertemuan bilateral antara Perdana Menteri Datok Sri Mohammad Najib bin Tun Abdul Razak dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Perdana Menteri Malaysia di Putra Jaya, Kamis.
Najib mengatakan, kedua negara akan terus memantapkan hubungan dan meningkatkannya pada tahap yang sebaik mungkin, di bidang apapun dengan tidak mengorbankan hubungan gara-gara masalah kecil.
"Tidak seharusnya menutup segala kebaikan yang terlalu besar yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak selama ini," kata PM Najib dalam jumpa pers bersama Presiden Yudhoyono usai pertemuan bilateral itu.
Najib mengusulkan kedua negara memperbanyak hubungan tradisional seperti kunjungan antara pemimpin, serta hubungan antar institusi seperti hubungan antar media, parlemen, antar parpol dan LSM di kedua negara.
"Saya juga setuju dengan saran Presiden Yudhoyono supaya kaum muda diberikan porsi khusus dalam hubungan kedua negara," katanya.
Sementara itu, Presiden Yudhoyono menyebut kunjungan kenegaraannya unntuk mempererat tali persahabatan dan persaudaraan kedua bangsa yang memiliki akar kesejarahan, budaya dan peradaban relatif sama.
"Kalau ada masalah segera bisa kita atasi secara bijak dan tepat, dengan demikian kebaikan yang banyak, kerja sama positif yang tidak sedikit selama ini tidak tertutup oleh satu, dua isu yang berkaitan dengan itu," katanya.
Presiden tidak memungkiri fakta bahwa jutaan warga Indonesia di Malaysia dan puluhan ribu warga Malaysia di Indonesia akan menimbulkan perbedaan pandangan dan gesekan.
"Tetangga dekat sekali-kali terjadi seperti itu, tugas kami adalah mengelolanya dengan bijak, dengan arif dan jangan sampai membesar, melebar dan mengganggu apa yang kita kerjakan selama ini," katanya.
PM Najib mengatakan perbicaraannya dengan Presiden Yudhoyono berjalan sangat baik, produktif dan bermanfaat.
"Oleh karena itu saya menganggap lawatan ini sebagai lawatan bermakna dan memberi isyarat positif kepada kedua negara terutama dalam konteks hubungan kedua negara dan antar masyarakat," katanya.
Sebelum melakukan pertemuan bilateral, kedua kepala pemerintahan melakukan pertemuan empat mata yang dilanjutkan dengan menerima masing-masing pengurus Eminent Person Group (EPG) dari kedua negara.
Sejumlah menteri ikut dalam pertemuan bilateral itu, yaitu Mensesneg Sudi Silalahi, Menprin MS Hidayat, Menbudpar Jero Wacik, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menlu Marty Natalegawa, Menegpora Andi Malarangeng, Menakertrans Muhaimin Iskandar dan Kepala BKPM Gita Wirjawan. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009