Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Ledakan ranjau darat dan serangan terpisah menewaskan 10 prajurit Pakistan di dekat perbatasan Afghanistan, Rabu, dalam insiden yang menandakan bahwa kekerasan menyebar dari garis perang ofensif anti-Taliban.

Pakistan mengerahkan sekitar 30.000 prajurit serta pesawat tempur dan helikopter serang dalam misi perang dukungan AS untuk melenyapkan pangkalan-pangkalan utama Tehreek-e-Taliban di kawasan suku Waziristan Selatan.

Distrik itu, satu dari tujuh daerah di kawasan suku Pakistan, terletak di perbatasan dengan Afghanistan yang kata para pejabat AS menjadi tempat Al-Qaeda merencanakan serangan-serangan terhadap Barat, dan kelompok-kelompok muslim militan itu berada di sejumlah besar daerah pegunungan.

Prajurit-prajurit Pakistan itu dilaporkan tewas di Mohmand, dimana Korps Perbatasan paramiliter beroperasi lebih dari setahun untuk memerangi Taliban, dan setelah para pejabat keamanan memperingatkan bahwa militan meningkatkan serangan di penjuru lain.

"Delapan prajurit mati syahid dan dua lagi terluka ketika kendaraan mereka terkena ledakan ranjau darat yang ditanam di pinggir jalan," kata Mayor Fazal ur-Rehman, jurubicara Korps Perbatasan, kepada AFP.

Serangan itu terjadi di daerah pinggiran Safi, distrik suku Mohmand, kata paramiliter.

Menurut jurubicara tersebut, prajurit-prajurit itu sedang melakukan patroli rutin ketika ranjau darat yang dipasang militan meledak dan merusak mobil pick-up mereka.

Dalam insiden lain, militan Taliban menyerang sebuah konvoi lain di daerah berdekatan, Rabu, mengakibatkan dua personel paramiliter tewas dan delapan orang lagi hilang.

Dua mayat ditemukan setelah serangan itu dan 10 pemberontak tewas setelah helikopter serang membom tempat-tempat persembunyian militan di daerah tersebut.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Militan akhir-akhir ini meningkatkan kegiatan di Bajaur, satu dari tujuh daerah suku yang berada di bawah pemerintah federal Pakistan (FATA) di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, yang dianggap sebagai markas gerilyawan Taliban dan Al-Qaeda.

Beberapa analis memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan tempat lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan, yang sedang digempur pasukan darat Pakistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus tahun lalu, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Sebanyak 30.000 prajurit Pakistan kini mengambil bagian dalam ofensif terhadap sekitar 10.000 hingga 12.000 militan di kawasan suku semi-otonomi yang dilanda kekacauan. Pekerja-pekerja bantuan mengatakan, lebih dari 120.000 orang mengungsi akibat pertempuran itu.

Militan yang terkait dengan Taliban dan Al-Qaeda selama dua tahun ini melancarkan serangan-serangan bom bunuh diri dan penyerbuan komando yag menewaskan 2.280 orang. Gelombang serangan yang dimulai pada awal bulan ini telah menewaskan lebih dari 185 orang.

Pasukan Pakistan mengklaim sejumlah kemenangan militer atas Taliban tahun ini, namun serangan-serangan terus berlangsung, sebagian besar di wilayah baratlaut.

Militer Pakistan meluncurkan ofensif besar-besaran setelah Taliban bergerak maju dari Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad, setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.

Pakistan menyatakan, lebih dari 1.930 militan dan 170 personel keamanan tewas, namun jumlah kematian itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen.

AS mendukung ofensif militer Pakistan terhadap Taliban di Lembah Swat dan daerah-daerah baratlaut sekitarnya, yang diluncurkan pada akhir April setelah serangan-serangan sebelumnya yang menterlantarkan 1,9 juta orang.

Ofensif militer besar lain diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk memerangi Al-Qaeda.

Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat tujuan wisata namun kemudian menjadi markas kelompok Taliban.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009