"Dia bukan peserta festival tetapi penampilannya untuk memeriahkan pembukaan acara ini," kata Ketua Pepadi Kabupaten Semarang, Sugiarto, di Ungaran, Rabu.
Ia mengatakan, penampilan dalang perempuan pada kesempatan itu sebagai permintaan dari Pelaksana Tugas Bupati Semarang, Siti Ambar Fathonah.
Dwi adalah dalang perempuan berasal dari Kecamatan Bringin.
Sebanyak 17 dalang dari daerah itu mengikuti festival selama dua hari, 11-12 November 2009, di Gedung Pemuda, Ambawara.
"Dua kecamatan yakni Banyubiru dan Pringapus tidak memiliki dalang, jadi tidak ada yang mewakili," katanya.
Ia menjelaskan tentang pakeliran padat dalam festival itu. Peserta festival mendapat kesempatan mementaskan lakon wayang selama satu jam, sedangkan dalam pentas wayang biasa, bisa berlangsung semalam suntuk.
"Ini lomba, sehingga ringkas," katanya.
Panitia memberi kesempatan kepada peserta untuk memilih lakon yang dipentaskan yakni Karno Tanding, Sinto Obong, Abimanyu Ranjab, Wiratha Parwa, dan Kumbokarno Gugur.
Ia menjelaskan, cerita tentang Kumbokarno menjadi salah satu tema penting karena festival itu terkait dengan peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.
Festival itu, katanya, sebagai salah satu upaya pelestarian kesenian wayang dan meningkatkan kualitas dalang setempat.
Hingga saat ini, katanya, di Kabupaten Semarang terdapat sekitar 75 dalang.
Pembukaan festival itu juga ditandai dengan pelantikan pengurus Pepadi Kabupaten Semarang periode 2009-2014 oleh Plt. Bupati Semarang.
Siti mengatakan, kegiatan itu perlu terus diselenggarakan untuk melestarikan warisan budaya Jawa.
"Tidak sekadar menyaksikan pertunjukan wayang, tetapi ada teladan nilai hidup yang harus tetap dilestarikan," katanya.
Wayang, katanya, menyimpan nilai dan karakter orang Jawa.
Pemkab Semarang mendukung kegiatan tersebut dengan mengalokasikan dana bagi pengembangan kegiatan itu pada masa mendatang.
"Meskipun dananya relatif sedikit, bisa menjadi stimulus agar seniman bergerak dan sebagai wujud kepedulian pemerintah," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009