Garut (ANTARA News) - Sepasang harimau Sumatera (phantera tigris) dari taman hewan Pematang Siantar, Sumatera Utara, tiba di taman satwa Cikembulan di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu malam.

Kedua harimau berusia 4 tahunan itu, diantar langsung oleh manager taman hewan Pematang Siantar, Gilzen serta beberapa petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) termasuk tenaga teknis lainnya, ujar manager taman satwa Cikembulan Rudy Arifin, SE.

Selain itu juga dilengkapi berbagai jenis dokumen resmi, yang sebelumnya telah disiapkan sarana penempatan termasuk kandang jenis hewan buas itu, katanya.

Tiba di taman satwa Cikembulan sekitar pukul 21.00 WIB dengan menggunakan truk tronton langsung dari Pematang Siantar, sejak Sabtu (7/11) yang melintasi jalur laut, sehingga menempuh perjalanan selama lima hari.

Pengelola Taman satwa Cikembulan kecamatan Kadungora Garut, sebelumnya menggelar pula pameran foto implementasi program ektra kurikuler bagi kalangan pelajar pada bidang konservasi satwa liar, di Bandung.

Terkait momentum peringatan hari cinta puspa dan satwa nasional di gedung Sate, selama dua hari sejak Jumatm lalu, ujar manajernya itu.

Sehingga keberadaan sarana konservasi tersebut, semakin dikenal luas masyarakat kota Bandung dan sekitarnya, termasuk para peserta pameran dan pengunjung dari 25 kabupaten/kota se provinsi Jawa Barat, katanya.

Tak kurang dari pilihan utama 18 foto berwarna, dilengkapi keterangan ilmiahnya menampilkan flora dan fauna yang mewakili seluruh koleksi Cikembulan, sehingga banyak mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan termasuk dari lingkungan akademis, sebagaimana diungkapkan pemilik anjungan pameran BKSDA.

Karena bidang konservasi satwa liar yang dilindungi itu, berkonsepkan "konservasi, pendidikan dan kebersihan" (KPK), guna membangun visi "membantu pemerintah bidang konservasi satwa liar" dengan bermisikan "menciptakan kader baru konservasi".

Sehingga "trend" yang dikembangkan banyak membidik pengunjung anak-anak, pelajar serta kalangan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan atau tak sebatas pakar biologi dan botani, melainkan mereka yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan serta ekosistemnya.

Karena nya, sarana milik CV. Andys Antique ini melengkapi setiap koleksi satwanya dengan gambar serta bio datanya masing-masing, termasuk pencantuman tulisan latin atau ilmiah, yang setiap hari dikunjungi kalangan pelajar termasuk dari SMAN 1 Garut.

Terdapat pula beberapa jenis satwa sangat langka yang dibudidayakan, antara lain burung garuda serta musang, menyusul musang kian terancam punah akibat perburuan liar, padahal keberadaan musang sangat membantu pembudidayaan vegetasi enau, yang juga mulai langka.

Wahana widya wisata tersebut, diagendakan akan diresmikan (grand opening) oleh Bupati Aceng H.M Fikri pada 22 Nopember mendatang, antara lain dihadiri Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHPA), Gubernur Jawa Barat, Kepala Balai BKSDA serta undangan lainnya.

Termasuk Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat, Muspida kabupaten serta para Kepala Satuan Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab/Setda setempat.
(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009