Biasanya masa pancaroba berpotensi terjadi bencana alam seperti banjir bandang, angin kencang hingga longsor...
Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Banten terus mewaspadai bencana alam di tengah pandemi COVID-19, sehubungan memasuki masa pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.
"Biasanya masa pancaroba berpotensi terjadi bencana alam seperti banjir bandang, angin kencang hingga longsor," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Jumat.
Kewaspadaan bencana alam tersebut karena wilayah Kabupaten Lebak daerah langganan banjir, banjir bandang hingga longsor karena tofografinya perbukitan, pegunungan dan aliran sungai.
Bahkan bencana banjir bandang dan longsor menerjang enam kecamatan pada awal tahun 2020 hinga mengakibatkan sembilan warga dilaporkan meninggal dunia, ratusan rumah hancur dan hilang.
Ribuan masyarakat terpaksa tinggal di posko pengungsian akibat porakporanda pemukiman mereka.
Baca juga: Warga korban bencana alam di Lebak minta direlokasi
Selain itu juga mengakibatkan kerusakan puluhan infrastuktur mulai jembatan, gedung sekolah, sarana ibadah dan pesantren.
"Kita patut mengantisipasi dan mewaspadai di tengah pandemi COVID-19 jangan sampai terulang kembali bencana alam itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, BPBD Lebak hingga kini terus melakukan imbauan agar masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan, perbukitan dan aliran sungai agar meningkatkan kewaspadaan.
Saat ini, mereka warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam hingga ribuan kepala keluarga.
Karena itu, pihaknya sudah menyampaikan peringatan kewaspadaan kepada aparat kecamatan, relawan dan desa serta kelurahan.
Dimana pada masa perubahan cuaca dari musim hujan ke kemarau berpotensi menimbulkan bencana alam.
"Kami memfokuskan pelayanan kepada masyarakat ditengah pandemi COVID-19 dengan siaga selama 24 jam melakukan piket bergantian sebanyak 12 personil,termasuk relawan tangguh," ujarnya menjelaskan.
Baca juga: Warga diminta tingkatkan waspada bencana alam hadapi cuaca ekstrem
Ia mengatakan, BPBD Lebak mempersiapkan peralatan evakuasi untuk penyelamatan korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
Peralatan evakuasi itu di antaranya kendaraan operasional roda empat dan roda dua, mobil dapur, perahu karet, genzet, senso,pakaian pelampung, tenda, tiker dan lainnya.
Disamping itu juga menyediakan logistik bahan pangan dan obat-obatan untuk enam bulan ke depan.
"Kami tetap mengutamakan pelayanan guna mengurangi risiko kebencanaan alam agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Sementara itu, Ade (35) seorang relawan tangguh mengaku bahwa dirinya kini membuka posko kewaspadaan bencana alam di Kecamatan Cijaku sehubungan memasuki masa pancaroba.
Dimana di daerahnya itu rawan bencana banjir bandang dan longsor, sehingga ditingkatkan kewaspadaan itu.
"Kami bersama tiga relawan lainnya di sini terus mengoptimalkan pengendalian penyelamatan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menimbulkan korban jiwa jika terjadi bencana alam," katanya.
Baca juga: Trauma hilang, anak korban bencana banjir di Lebak mulai bermain lagi
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020