Semarang (ANTARA News) - Budayawan, Emha Ainun Nadjib mengajak masyarakat untuk tidak buru-buru menghakimi satu pihak dan melihat berbagai peristiwa yang terjadi dalam pemerintahan di Indonesia, termasuk perseteruan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri, dalam posisi yang tepat.

"Rakyat, termasuk saya, harus melihat situasi itu (KPK dan Polri) dengan posisi dan jarak pandang yang tepat, jangan buru-buru menghakimi dan menyalahkan pihak tertentu sebelum proses hukum selesai," kata Emha yang akrab disapa Cak Nun di Semarang, Rabu.

Dia menilai, kasus itu juga belum dapat diketahui siapa yang benar dan siapa yang salah, sebab proses hukumn masih berjalan sehingga rakyat jangan mendahului proses hukum dan menyimpulkan siapa yang benar dan siapa yang salah.

"Rakyat jangan terjebak untuk membela KPK atau membela Polri, karena mereka adalah institusi buatan manusia yang tak luput dari kesalahan. Rakyat harus membela kebenaran, karena kebenaran berasal dari Tuhan, yang pasti akan segera terlihat," katanya.

Ia mencontohkan, seorang kiai bersama murid-muridnya tengah menyaksikan pertandingan tinju antara Muhammad Ali melawan George Foreman, namun sang kiai justru senang dan bertepuk tangan saat Foreman berhasil mendesak Ali di ronde-ronde awal.

"Murid-muridnya bertanya dalam hati mengapa sang kiai justru tidak mendukung Ali, dan ternyata di ronde-ronde akhir keadaan berbalik karena Ali berhasil memukul KO Foreman. Tanpa disadari sang kiai pingsan melihat kenyataan itu," katanya.

Sang kiai itu kemudian dibopong murid-muridnya ke dalam kamar. Di situ para murid menanyakan alasan sang kiai mendukung Foreman. Kiai menjawab, dia justru bingung, mana dari kedua petinju yang merupakan Ali.

"Kasus seperti ini banyak terjadi di masyarakat, ketika banyak orang yang sebenarnya dalam posisi tidak tahu-menahu dan tidak paham, namun ikut-ikutan mendukung pihak tertentu yang dia sendiri tidak mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya," katanya.

Cak Nun yakin, perseteruan KPK dan Polri akan segera menemukan titik terang dan akan menjelaskan siapa sebenarnya yang berada di posisi benar atau salah.

"Saya berharap nantinya tidak ada `dempul-dempul` lagi yang digunakan untuk menutupinya, agar kasus ini segera terselesaikan, dan rakyat harus berada dalam posisi tepat dengan menjadi pendorong terjadinya perubahan yang tengah berlangsung," kata Cak Nun. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009