Tokyo, (ANTARA News) - Dolar jatuh di perdagangan Asia Rabu, karena tanda-tanda baru pemulihan ekonomi di Asia mengurangi permintaan untuk "safe haven" greenback, kata para dealer.

Dolar jatuh ke 89,60 yen pada perdagangan tengah hari di Tokyo dari 89,82 di New York akhir Selasa. Euro naik menjadi 1,4995 dolar dari 1,4985 dolar namun turun menjadi 134,34 yen dari 134,63 yen, sebagaimana dikutip dari AFP.

Pedagang mencerna data yang menunjukkan pesanan mesin inti Jepang melompat 10,5 persen pada September dari bulan sebelumnya, sementara output industri China tumbuh 16,1 persen pada Oktober pada tahun-ke-tahun.

"Data dari Asia masih menguat, dan mesin untuk pertumbuhan pemulihan global terus bersenandung bersama," kata analis Barclays Capital David Forrester.

Mata uang yang memberikan imbal hasil lebih tinggi seperti euro cenderung diuntungkan dari peningkatan selera risiko investor, terutama terhadap dolar, yang dipandang sebagai taruhan relatif aman di masa ketidakpastian ekonomi.

Dengan pasar AS tutup untuk Rabu, "Veterans Day", investor melihat ke depan untuk laporan penghasilan dari peritel AS yang akan keluar pekan ini untuk mengukur keadaan konsumsi AS -- pilar utama perekonomian.

Euro mungkin mendapatkan dukungan menjelang laporan produk domestik bruto (PDB) triwulan ketiga untuk zona euro pada hari Jumat, kata para dealer.

"Angka yang lebih kuat dari yang diperkirakan di zona euro akan menjadi pertanda baik bagi pasar, terutama setelah kontraksi mengejutkan di ekonomi Inggris pada periode yang sama," kata analis Calyon, Sebastien Barbe.

Pasar masih dipengaruhi kecil oleh komentar semalam oleh Menteri Keuangan Jepang Hirohisa Fujii, yang mengatakan bahwa ia mendukung kebijakan Washington dolar yang kuat, dalam pembicaraan dengan Menteri Keuangan AS Timothy Geithner.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009