Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Jazilul Fawaid meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap fokus dan waspada dalam mengantisipasi serta menangani bencana alam di tengah tugas berat menangani pandemi COVID-19.
"Di tengah fokus menangani bencana COVID-19, kami tetap berharap BNPB tidak lengah mengantisipasi dan menangani bencana alam seperti banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara," ujar Jazilul dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Jazilul menyampaikan duka yang mendalam atas tragedi bencana alam berupa banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, yang mengakibatkan 15 orang meninggal, 34 orang dinyatakan hilang, dan 4.930 warga terimbas.
Baca juga: Banjir bandang Masamba, Bamsoet sampaikan keprihatinan
"Bagi korban banjir bandang Luwu, kami atas nama pimpinan MPR menyampaikan rasa duka yang mendalam, semoga musibah ini cepat berakhir dan warga yang hilang segera ditemukan," ujar Jazilul.
Dia mengajak masyarakat beserta Pemda Luwu agar ikut turun tangan membantu korban banjir dan keluarganya.
Banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terjadi pada Senin (13/7) lalu. BNPB mencatat sebanyak 4.930 keluarga di Luwu Utara terdampak banjir bandang berasal dari 6 kecamatan yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat.
Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, menegaskan musibah yang terjadi di Luwu Utara bukan tanpa sebab. Menurut dia, musibah tersebut adalah akibat dari ulah manusia yang tak bertanggung jawab.
Baca juga: BNPB masih kumpulkan data pemicu banjir bandang Luwu Utara
"Musibah ini memang ujian dari Allah, namun ini juga sekaligus peringatan bagi perusak lingkungan agar berhenti melakukan kegiatan yang merusak alam," katanya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, bencana alam yang terjadi di Indonesia, secara keseluruhan terjadi karena ulah tangan kotor para perusak alam dan lingkungan.
"Aparat yang berwenang dalam hal ini TNI/Polri dan Kementerian KLHK harus tegas menertibkan dan menghukum mereka yang merusak hutan, agar kejadian ini tidak terulang kembali," katanya.
Baca juga: 4.930 keluarga terdampak banjir bandang di Luwu Utara
"Perlu kesadaran dan kearifan kita semua untuk terus menjaga kelestarian lingkungan. Karunia kekayaan alam jangan sampai berubah menjadi bencana alam," kata Gus Jazil.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020