Program ini merupakan kelanjutan Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang diinisiasi untuk menjaga produksi UMKM pada masa pandemi corona saat ini.
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat segera meluncurkan program bantuan stimulus untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada masa pandemi COVID-19.
"Program ini merupakan kelanjutan Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang diinisiasi untuk menjaga produksi UMKM pada masa pandemi corona saat ini," kata Assisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, H Ridwansyah saat mewakili Gubernur NTB, di H Zulkieflimansyah membuka seminar ekonomi kreatif "Mendorong Wirausaha Muda NTB ke Kancah Nasional" di Mataram, Kamis.
"Harus kita akui bahwa program JPS Gemilang ini akhirnya menimbulkan motivasi dan membawa semangat untuk UMKM kita. Sesuai arahan Gubernur, Pemerintah Provinsi NTB akan melanjutkannya dengan program stimulus ekonomi untuk UMKM, yang akan kami luncurkan pekan depan," kata Ridwansyah.
Baca juga: LIPI nilai stimulus dorong permintaan UMKM lebih efektif
Menurut dia, bantuan stimulus berupa modal, pembinaan pelatihan, dan bantuan peralatan, itu bertujuan agar UMKM bisa tetap berproduksi lebih banyak, usai JPS Gemilang nantinya.
"Harapannya UMKM tetap bisa berproduksi banyak. Bisa menutupi kebutuhan di NTB dan akan mampu dipasarkan untuk kebutuhan luar daerah," katanya.
Ia mencontohkan, produksi minyak kelapa NTB yang sudah mulai teruji dengan JPS Gemilang. UMKM di sektor ini perlu mendapatkan support dalam hal permodalan, akses legalitas, dan juga pola pengemasan hingga pemasaran yang lebih baik. Begitu juga dengan produk kopi dari NTB yang juga tak kalah bersaing secara cita rasa dengan produk luar.
"Masa new normal nanti, masker juga sangat dibutuhkan. Nah produksi masker NTB dengan desain khas atau menggunakan karya tenun tentu bisa dikirim ke Jakarta atau daerah lain. Ini semua peluang bagi UMKM kita," jelasnya.
Menurutnya, setelah JPS Gemilang dilakukan, NTB juga sudah memetakan keberadaan UMKM berdasarkan klaster mereka. Setidaknya lebih dari 4.500 UMKM di berbagai sektor industri terdata sepanjang update program JPS Gemilang.
Baca juga: ASEAN sarankan negara anggota rancang stimulus UMKM di tengah pandemi
Bantuan stimulus nantinya akan diberikan sesuai klaster dan kebutuhan prioritas masing-masing UMKM yang ada .
"Pemprov juga akan mendorong STIP menjadi pusat riset dan pengembangan inkubasi bisnis para UMKM ini. Kita juga desaian e-commerce khusus yakni Lades atau Lapak Desa," katanya.
Secara pribadi Ridwansyah memuji daya juang pelaku UMKM di NTB. Bagi dirinya, pejabat dan ASN di pemerintahan bisa kalah grade dengan pelaku UMKM.
"Saya sebagai ASN merasa kalah dengan UMKM. Kita ini grade 3 atau 4, sementara UMKM grade pertama, karena mereka berani membuka peluang usaha, membuka peluang lapangan kerja, yang akhirnya menggerakan ekonomi daerah ini," katanya.
Seminar ekonomi kreatif yang digagas manajemen Pojok NTB, dihadiri 100 peserta terdiri dari pala pelaku UMKM dari sejumlah organisasi. Hadir sebagai pembicara, antara lain Ketua Dekranasda NTB, Hj Niken Saptarini Zulieflimansyah, Ketua Kadin NTB, H Faurani, Ceo Boris Corp, Boris Syaufullah, dan sejumlah pelaku UMKM sukses seperti owner Teh Kelor NTB, H Nasrin M Mukhtar.
Baca juga: Kemenkeu berencana perpanjang gratis pajak penghasilan bagi UMKM
Direktur Pojok NTB, M Fihiruddin menjelaskan, seminar ini digagas untuk menentukan arah tumbuh UMKM di NTB pasca program JPS Gemilang.
"Harus kita akui JPS Gemilang sudah mampu membuat UMKM NTB bisa bertahan di masa sulit pandemi corona ini. Program Dr Zul dan Umi Rohmi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur kita ini, juga sudah diakui Presiden Jokowi dan menjadi contoh baik untuk daerah lainnya," kata Fihir.
Ia berharap, seminar tersebut dapat memetakan apa-apa yang dibutuhkan UMKM lokal di NTB, apa-apa peran pemerintah, dan juga apa saja yang bisa dikolaborasikan bersama sektor swasta yang lebih luas.
"Semangat kita untuk benar-benar mendorong produk asli NTB bisa bersaing di pasar nasional bahkan luar negeri," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020