pemeliharaan sekat-sekat kanal melibatkan pokmas (kelompok masyarakat

Jakarta (ANTARA) - Perbaikan dan pemeliharaan sekat kanal tetap dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) di wilayah-wilayah target restorasi di Sumatera meski Indonesia masih berada di tengah pandemi COVID-19, kata Kepala Pokja Wilayah Sumatera BRG Ir. Soesilo Indarto.

"Kami melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya bukan pembangunan baru yang membuat kita harus ke lapangan. Kita lakukan pemeliharaan sekat-sekat kanal melibatkan pokmas (kelompok masyarakat)," kata Soesilo ketika dihubungi dari Jakarta pada Kamis.

Dengan menggunakan teknologi konferensi virtual, BRG bersama pokmas yang berada di daerah-daerah target restorasi berkoordinasi untuk memperbaiki dan memelihara sekat kanal yang sudah dibangun dalam periode 2016-2019.

Saat ini dalam masa adaptasi kebiasaan baru, proses pembangunan sekat kanal sudah mulai dilakukan di beberapa titik sambil tetap menjaga protokol kesehatan.

Baca juga: Target restorasi gambut di Papua 39.239 hektare

Baca juga: BRG: Pengembangan sagu jadi komoditas unggul perlu didukung inovasi

Tidak hanya itu, program revitalisasi ekonomi masyarakat di Desa Peduli Gambut juga tetap berjalan dalam kondisi pandemi.

BRG, setelah melakukan fokus ulang anggaran akibat COVID-19, akan membangun di Jambi 14 unit sekat kanal, melakukan revegetasi lahan yang menjalani restorasi sebelumnya 90 hektare (ha), dan memberikan 20 paket revitalisasi ekonomi kepada masyarakat.

Sementara itu di Riau akan dibangun 52 unit sekat kanal, revegetasi di lahan seluas 135 ha dan revitalisasi ekonomi 33 paket. Di Sumatera Selatan akan dibangun 72 unit sekat kanal, pemeliharaan dan revegetasi 150 ha dan 21 paket revitalisasi ekonomi.

Sebelumnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Kepala BRG Nazir Foead mengatakan pihaknya telah menjalankan proses untuk memastikan sekat-sekat kanal yang telah dibangun oleh BRG dan berbagai rekanannya masih berfungsi dengan baik.

"Memang hingga bulan Juli pembangunan sekat kanal 2020 belum bisa berjalan secara fisik tapi persiapan untuk dikontrakkan kepada masyarakat sudah berjalan, tapi fisiknya belum bisa 100 persen," kata Nazir dalam RDP pada Senin (13/7).

Baca juga: BRG: Pembukaan lahan tanpa bakar solusi cegah karhutla

Baca juga: BRG : Pemanfaatan lahan dan berburu penyebab kebakaran gambut Papua

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020