Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan demokrasi di Indonesia masih sebatas demokrasi prosedural belum sampai pada demokrasi substansial.

"Agar bisa naik kelas menjadi demokrasi substansial, pemerintah Indonesia harus bisa melakukan sejumlah agenda politik," kata Anas Urbaningrum pada seminar politik "Agenda Strategis Pemerintahan Baru di Bidang Politik, di Hotel Gran Melia, Jakarta, Selasa.

Dikatakannya, agenda politik tersebut antara lain penyederhanaan partai peserta pemilu, karena pembangunan demokrasi di Indonesia tidak bisa mengandalkan banyak partai.

Penyederhanaan partai, kata dia, sudah dilakukan sejak Pemilu 2004 dengan menerapkan syarat administrasi pendirian partai dan parliamentary threshold.

Dikatakannya, dengan menetapkan persyaratan administrasi yang berat seperti tertuang dalam undang-undang pemilu baik organisasi maupun keanggotaan, sehingga hanya orang yang sungguh-sungguh yang mendirikan partai.

Kemudian persyaratan parliamentary threshold yang telah diterapkan pada pemilu 2004 yakni 2,5 persen. Dikatakannya, dengan persyaratan tersebut hanya sembilan partai yang bisa memenuhi persyaratan tersebut.

Namun dalam pelaksanaannya, kata dia, terjadi konflik-konflik tidak hanya antar-partai, antar-caleg dari partai berbeda, juga antar-caleg dalam satu partai.

"Dalam menghadapi Pemilu 2014 diwacanakan untuk dinaikkan secara bertahap menjadi tiga persen, empat persen, dan kemudian lima persen," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR ini.

Parliementary threshold ini, kata dia, juga diwacanakan tidak hanya diterapkan di DPR juga di DPRD provinsi dan kabupaten/kota, sehingga bisa mengurangi keanekaragaman politik di DPRD.

Dalam praktek penyederhanaan partai ini, Anas juga mengusulkan agar daerah pemilihan tidak terlalu luas, sehingga caleg dari partai yang kuat bisa terpilih lebih banyak dari setiap daerah pemilihan.

Sembilan partai yang lolos parliamentary threshold pada pemilu 2004 yakni Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI Perjuangan, PKS, PAN, PPP, PKB, Partai Gerindra, dan Partai Hanura.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009