Jakarta (ANTARA) - Ibu mendiang bintang reality show "Terrace House" Hana Kimura mengajukan keluhan pada pengawas etika siaran karena menilai ada pelanggaran hak asasi manusia atas kematian putrinya pada Mei lalu.
Laman Kyodo pada Rabu (15/7) melaporkan, Kyoko (43) menyerahkan dokumen ke Organisasi Penyiaran Program Etika & Penyiaran, mengklaim reality show "Terrace House" menampilkan sosok Kimura sebagai sosok wanita yang kejam.
Kyoko juga menegaskan penyelenggara program bahkan melanjutkan syuting ketika putrinya menderita hiperventilasi. Dia menilai tindakan ini melanggar hak pribadi dan hak asasi Kimura.
Baca juga: Apakah menarik napas dalam-dalam bisa mengurangi rasa panik?
Selain itu, aksi Kimura di depan kamera yang akhirnya memicu perundungan padanya di dunia maya sebenarnya atas instruksi staf program.
Kematian Kimura lalu mendorong tindakan untuk mengakhiri penindasan dunia maya dan aksi lebih lanjut untuk mencegah dan melacak pengguna anonim yang mengunggah komentar berisi fitnah secara daring.
"Terrace House Tokyo 2019-2020", merupakan seri yang dimulai pada 2012, menampilkan tiga wanita dan tiga pria berbagi rumah di Tokyo.
Netflix mengatakan para anggota pemeran mencari cinta sambil tinggal di bawah atap yang sama dan tidak ada naskah untuk program ini. Tetapi ada spekulasi akting dan alur cerita di reality show sudah direncanakan.
Program ini juga mendapat banyak kritik usai Kimura yang berprofesi sebagai pegulat profesional wanita berusia 22 tahun itu menghilangkan nyawanya sendiri.
Setelah kematian Kimura pada 23 Mei, Fuji TV menghentikan seri terbaru ini.
Baca juga: "Terrace House" musim terbaru batal setelah kematian Hana Kimura
Baca juga: Fuji TV bikin kesepakatan pengadeganan dengan anggota Terrace House
Baca juga: Ibu Hana Kimura ungkap staf "Terrace House" picu kematian anaknya
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020