PBB, New York (ANTARA News/Xinhua) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin, menyampaikan kepercayaan pada kesepakatan bulan depan mengenai upaya menanggulangi pemanasan global sementara masalah utama tetap belum terselesaikan.

Ban dijadwalkan mengunjungi Washington DC, Selasa, untuk membahas dengan para pejabat senior dan pemimpin kongres mengenai sesuatu yang diharapkan pemerintah di dunia dalam masalah peran AS.

"Sekretaris Jenderal yakin bahwa semua pemerintah akan mencapai kesepakatan di Kopenhagen mengenai masalah yang akan membentuk dasar bagi kesepakatan internasional yang mengikat secara hukum. Kesepakatan itu juga akan menjadi tujuan akhir guna membimbing langkah mengenai perubahan iklim," kata Direktur Tim Pendukung Perubahan Iklim Sekretaris Jenderal PBB Janos Pasztor, dalam taklimat di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, mengenai pertemuan tingkat tinggi mendatang di ibu kota Denmark, Kopenhagen.

Kendati dalam segala kemungkinan, kelihatannya tak mungkin untuk menuntaskan semua pekerjaan yang diperlukan bagi kesepakatan yang mengikat secara hukum di Kopenhagen, katanya. Pertemuan tersebut mesti menjelaskan apa yang perlu dilakukan mengenai tiga masalah inti yang mendasar dan belum terselesaikan --sasaran kelonggaran yang ambisius di negara maju, cara mempertimbangkan tindakan kelonggaran di negara berkembang, dan pendanaan.

"Semua itu adalah tiga masalah utama yang masih perlu dilakukan, dan semuanya adalah masalah yang harus ditangani kepala negara dan kepala pemerintahan karena semua itu juga sangat penting bagi pembangunan ekonomi secara keseluruhan oleh semua negara ...," katanya.

Ketika ditanya mengapa, dalam kasus itu, Ban yakin, ia menjawab, "Karena semua itu dapat diselesaikan, itu sebabnya."

Keyakinan tersebut dilandasi atas pembicaraan baru-baru ini dengan para pemimpin dunia. Dalam pembicaraan itu, setiap orang ingin mencapai kesepakatan di Kopenhagen, kata Pasztor.

"Ada kepentingan yang sangat luar biasa dan meskipun kami belum tiba di sana, keinginan tersebut sudah ada di sana untuk membuatnya terwujud, jadi bukan masalah apakah, atau tidak, kami akan mencapai kesepakatan, itu adalah masalah bagaimana kami akan memastikan bahwa kami mewujudkan kesepakatan yang bagus di Copenhagen dan Sekretaris Jenderal yakin bahwa itu mungkin dan oleh karenya itu akan terwujud," katanya.

Pemerintah di dunia sedang berusaha mencapai kesepakatan mengenai pengganti Protokol Kyoto, kesepakatan 1997 yang mengikat 37 negara industri untuk mengurangi buangan gas sampai rata-rata 5 persen ke tingkat 1990 selama masa dari 2008 sampai 2012.

Pada Jumat, saat perundingan awal terakhir sebelum Kopenhagen diakhiri di kota Barcelona, Spanyol, Yvo de Boer, Sekretaris Pelaksana Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCC), mengatakan negara maju akan perlu menyediakan sedikitnya 10 miliar dolar AS guna memungkinkan negara berkembang segera mengembangkan pertumbuhan buangan-rendah gas dan penyesuaian strategi serta membangun kemampuan dalam negeri.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009