Pangkalpinang (ANTARA News) - Bunga bangkai tumbuh di belakang rumah Januar di Jalan SMA 4 RT05/RW01, Kelurahan Gabek II Kecamatan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang.
Bunga berbau bangkai yang tumbuh di antara pohon keladi itu menghebohkan warga setempat dan mereka berbondong-bondong melihatnya.
Januar di Pangkalpinang, Senin, mengatakan, bunga tersebut awalnya muncul seperti kuncup bawang bombai dan beberapa hari ini mulai mekar menyerupai bunga raflesia.
"Bunga ini mendatangkan bau seperti bau bangkai tikus dan sangat menyengat hingga radius 50 meter terutama pada malam hari," ujarnya.
Sebagian warga beranggapan bunga bangkai tersebut adalah sejenis bunga raflesia karena menyerupai dan mendatangkan bau bangkai yang sangat menyengatkan hidung terutama pada malam hari.
Bunga bangkai memiliki ketinggian sekitar 25 cm dengan panjang kelopak satu jengkal orang dewasa dan batangnya berbentuk umbian dan berwarna merah hati ayam.
"Saya akan memindahkan bunga ini ke dalam pot dan memeliharanya, karena bentuknya sangat unik. Mudah-mudahan bisa bertahan hidup dan besar," ujarnya.
Sementara itu petugas dari Dinas Pertanian Kota Pangkalpinang, Halidi, mengatakan, bunga tersebut memang mendatangkan bau bangkai namun belum bisa dikatakan sebagai jenis bunga raflesia seperti yang terdapat di Bengkulu.
"Mungkin hanya tepat disebut bunga bangkai, namun tidak bisa disamakan dengan bunga raflesia seperti yang di Bengkulu karena spesiesnya berbeda," ujarnya.
Menurut dia, tumbuhnya bunga berbau bangkai itu hanya penomena biasa seperti halnya jamur yang bisa tumbuh dimana saja karena berkembang biak dengan spora.
"Tanaman yang berspora bisa tumbuh dimana saja, tidak hanya dalam hutan saja. Jadi, tidak heran bunga berbau bangkai ini tumbuh di belakang rumah warga," ujarnya.
Menurut dia, bunga berbau bangkai itu kemungkinan hanya bisa bertahan hidup selama satu minggu karena struktur tanahnya tidak mendukung.
"Kemungkinan bunga berbau bangkai ini hanya bisa bertahan hidup satu minggu, karena struktur tanahnya tidak mendukung dan ini hal biasa bagi tanaman berspora," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009