Biasanya produksi dan konsumsi ketemu di pasar

Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 dinilai telah mendorong akselerasi pertumbuhan digital di Indonesia karena memunculkan kebutuhan untuk bisa produktif tetapi dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan keamanan.

Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Makro Ekonomi Muhammad Ikhsan mengatakan COVID-19 telah memengaruhi seluruh aktivitas ekonomi dan hanya menyisakan kegiatan yang bersifat virtual.

"Biasanya produksi dan konsumsi ketemu di pasar. Tapi karena pandemi, keduanya ini tidak bisa dipertemukan di pasar. Jadi sebagian mati, yang hidup hanya yang virtual," katanya dalam bincang daring Sinergi BUMN: Akselerasi Pembayaran Digital dalam Ekonomi New Normal di Jakarta, Rabu.

Kendati demikian, pandemi tidak seharusnya melemahkan produktivitas karena digitalisasi di sisi lain juga dapat mendorong produktivitas. Salah satunya dari perubahan penggunaan tunai ke nontunai yang menurunkan risiko keamanan. Selain itu, digitalisasi juga mendorong efisiensi biaya.

Sementara itu, CEO Telkomsel Mitra Inovasi Andi Kristianto sependapat bahwa pandemi COVID-19 memang mendorong transformasi digital yang lebih cepat.

Di sisi lain, pandemi juga membuat pihaknya dituntut untuk menyediakan infrastruktur yang memadai atas layanan digital yang dibutuhkan.

"Blessing in disguise, pandemi membuat transformasi digitalisasi jadi lebih cepat," katanya.

Sedangkan Direktur Konsumer Bank BRI Handayani mengatakan pandemi memang membuat ekonomi sulit. Namun di sisi lain, pandemi juga ternyata telah mempercepat transaksi digital di perbankan karena UMKM dengan cepat melakukan adopsi ke digital.

Handayani menuturkan tadinya perbankan memproyeksi bank 4.0 atau digitalisasi di dunia perbankan baru akan dimulai 2021 - 2022. Kondisi pandemi nyatanya telah mendorong percepatan transformasi tersebut.

Menanggapi peluang tersebut, Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja Edward Killian Suwignyo menyatakan kesiapan untuk membantu akselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

"Dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru, muncul kebutuhan produktif yang tetap aman, termasuk dalam transaksi digital. Dengan pengalaman yang baik, kami harap kami bisa membantu akselerasi perrumbuhan digital Indonesia," katanya.

Edward berharap kerja sama dan sinergi yang kuat lintas sektoral bisa mendukung dompet digital yang dikelola oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), anak usaha BUMN Telkom itu terus mengembangkan layanan.

"Dengan sinergi yang kuat, kami bisa optimis dengan pengembangan layanan, masyarakat bisa produktif tapi aman dan sehat dan kami jadi kontributor akselerasi pertumbuhan ekonomi digital," kata Edward.

Baca juga: Menko Airlangga yakini digitalisasi bisnis percepat pemulihan ekonomi
Baca juga: Sebanyak 10 juta UMKM ditargetkan go digital tahun ini
Baca juga: Digitalisasi naikkan transaksi UMKM kuliner hingga 70 persen

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020