'link and match' merupakan suatu keniscayaan yang harus kita lakukan guna menyiapkan sumber daya manusia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menegaskan pentingnya sinergi antara pendidikan vokasi dengan pelaku bisnis.
"Kemitraan strategis antara dunia industri dan dunia kerja untuk mewujudkan 'pernikahan massal' atau 'link and match' merupakan suatu keniscayaan yang harus kita lakukan guna menyiapkan sumber daya manusia yang siap menyongsong masa depan," ujar Nadiem saat peluncuran Forum Pengarah Vokasi atau Rumah Vokasi yang disiarkan melalui media sosial di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Mendikbud tegaskan tak ada rencana permanenkan PJJ
Dia menambahkan Rumah Vokasi akan menjadi salah satu wadah bagi para pelaku pendidikan vokasi dan industri yang dapat mendukung terwujudnya "pernikahan massal" itu.
Nadiem menjelaskan Rumah Vokasi akan melaksanakan program penyelarasan lembaga pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri, antara lain berupa penyelarasan kurikulum, penyelarasan proses pembelajaran, peningkatan kapasitas SDM vokasi, magang, praktik kerja lapangan terstruktur, dosen/guru tamu, penyerapan lulusan, beasiswa, sertifikasi kompetensi, bantuan sarana prasarana, memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri, serta riset terapan.
"Rumah Vokasi diharapkan dapat memberikan masukan, rekomendasi dan fasilitasi dalam pengembangan pendidikan vokasi," pesan Mendikbud.
Baca juga: Nadiem tegaskan pembukaan sekolah kedepankan protokol kesehatan
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menyampaikan komitmen pihaknya untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi.
Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Jerman pada 2016. Terbentuknya Rumah Vokasi antara Kemendikbud dan industri dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan industri.
"Pembentukan ekosistem ini didahului dengan pilot model untuk program kemitraan dunia industri dan dunia kerja dengan dunia pendidikan. Hingga saat ini, lebih dari 2.600 perusahaan sudah siap mendukung pengembangan vokasi," kata Rosan.
Baca juga: Komisi X DPR segera panggil Mendikbud terkait paten Merdeka Belajar
Ketua Umum APINDO, Hariyadi B Sukamdani, mengungkapkan upaya pemerintah terkait vokasi telah sejalan dengan misi asosiasi yakni agar dunia usaha terlibat secara aktif dalam mengembangkan vokasi, termasuk memberikan dorongan dengan adanya proyek percontohan yang menjadi mitra pendidikan di wilayah yang disepakati untuk pembentukan lembaga serupa di berbagai daerah.
"APINDO juga mendorong keterlibatan perusahaan terkemuka di masing-masing sektor dan untuk memastikan bahwa dukungan vokasi ini bisa berjalan, perlu adanya tempat praktik. Melalui sistem tersebut bisa menjadi jembatan solusi untuk vokasi yang lebih baik," kata Hariyadi.
Baca juga: Mendikbud Nadiem: Sekolah jangan maksa muridnya belajar di sekolah
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto menambahkan dengan upaya sinergi bersama dunia industri dan dunia kerja, sekolah vokasi ke depannya dapat mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berdaya serap tinggi di industri.
"Dengan pendidikan vokasi yang lebih mumpuni, ke depannya kita akan melihat antrean masuk SMK atau Politeknik. Di sana mereka akan mendapatkan pengalaman dan praktik kerja yang kuat untuk kepentingan modal karier masa depan mereka nantinya," kata Wikan.
Baca juga: Mendikbud ingatkan kebebasan penggunaan dana BOS diikuti akuntabilitas
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020