Tangerang (ANTARA News) - Williardi Wizard membantah jika dirinya menugaskan dan memerintahkan sejumlah orang untuk membunuh Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PBR) Nasrudin Zulkarnaen.
"Malam ini juga saya siap disumpah mati kalau saya menugaskan itu, saya siap disumpah mati karena ini demi keluarga saya. Tidak ada perintah dari saya kepada mereka untuk menghabisi orang itu (Nasruddin)," kata Williardi di Pengadilan Negeri Tangerang, Senin.
Williardi mengaku kepada ketua majelis hakim, dalam perencanaan aksi pembunuhan yang dikoordinatori oleh Sigit Haryo Wibisono, ia terlibat karena itu merupakan tugas negara yang diinstruksikan petinggi kepolisian.
Dia mengungkapkan, sebelum pembunuhan itu terjadi, ketika itu ia bertemu Sigit yang sedang berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan Sekretaris Pribadi Kapolri bernama Arif.
Williardi mendengar percakapan Sigit dengan Arif, bahwa Kapolri telah menugaskan kepada mantan Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Chairul Anwar sebagai ketua tim untuk melakukan tugas negara itu dan mengantarkan amplop coklat itu kepada Sigit.
"Saya tidak tahu hubungan Sigit dengan petinggi Polri. Saya disuruh untuk melakukan tugas itu karena instruksi atasan, jadi saya lakukan saja setelah mendapatkan amplop coklat itu berisi gambar orang yang harus disingkirkan," kata Williardi.
Dalam tim tugas negara itu dibentuklah empat tim, Ia kemudian ditugaskan Sigit mencarikan beberapa orang diluar kepolisian dan TNI untuk melakukan tugas negara.
Kemudian Williardi mendatangi Jerry Hermawan Lo untuk mencarikan eksekutor yang bisa menghabisi Nasruddin.
"Jerry akhirnya mendapatkan Edo dan beberapa temannya untuk melaksanakan tugas negara itu, kemudian saya bertemu Edo," ungkap Williardi.
Sementara itu terdakwa Jerry sekaligus saksi Eduardus Ndopo Mbete alias Edo di ruang persidangan mengaku, ia hanya mempertemukan Williardi dan Edo tidak ikut campur dalam urusan tugas negara itu. Ia tidak mengetahui pasti tugas negara yang harus dilakukan Edo dan empat eksekutor lainnya.
"Saya cuman mempertemukan Williardi dan Edo, ketika mereka berdua berbincang saya tidak bersama mereka karena saya sedang bermain billiard," aku Jerry.
Nasrudin Zulkarnaen ditembak mati pada 14 Maret 2009 di Padang Golf Moderland, Kota Tangerang, Banten, korban tewas setelah dua butir peluru menembus kepalanya. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009