Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan kolaborasi internasional, baik antarnegara maupun lembaga diperlukan untuk mempercepat penemuan vaksin COVID-19.
"Kita harus segera temukan vaksin untuk mengakhiri pandemi ini. Kolaborasi antarnegara dan lembaga internasional sangat penting sebagai upaya menemukan vaksin ini dalam waktu singkat," tegas Moeldoko saat bertemu dengan Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu.
Moeldoko menyampaikan, seluruh dunia saat ini masih berusaha menghasilkan vaksin COVID-19. Begitu pula dengan Indonesia yang sedang mengembangkan penelitian agar dapat memproduksi vaksin sendiri mengingat populasi penduduk yang besar.
Upaya pengembangan produksi vaksin lokal bertujuan untuk menemukan jenis vaksin tertentu yang cocok untuk jenis virus corona di Indonesia, yang kemungkinan memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan jenis virus di negara lain.
Baca juga: Bamsoet dorong tingkatkan kerja sama tangani COVID-19
Baca juga: Jubir: Positif COVID-19 bertambah 1.522, sembuh bertambah 1.414
Pengembangan vaksin ini sejalan dengan instruksi Presiden dalam upaya percepatan penanganan COVID-19 untuk mendukung kesehatan Indonesia.
Selain itu pengembangan vaksin ini merupakan upaya membangun kemandirian nasional pada sektor kesehatan.
"Pengembangan vaksin COVID-19 juga soal kedaulatan kesehatan dan kebanggaan nasional," ungkap Moeldoko
Sejak awal pandemi Kantor Staf Presiden telah mengoordinasikan berbagai pihak mulai dari kementerian dan lembaga pemerintah, Gugus Tugas, rumah sakit, perguruan tinggi, serta industri sebagai respons penanggulangan virus corona yang penularannya sangat cepat.
"Sejak awal kami membentuk Pusat Informasi Terpadu (PINTER) COVID-19 sebagai media komunikasi resmi penanganan corona. Selain itu juga melakukan penyaluran APD, alkes dan masker langsung ke berbagai rumah sakit dan masyarakat," kata Moeldoko.
Baca juga: Jubir: Menggunakan masker lebih penting daripada pelindung wajah
Baca juga: Angka kesembuhan nasional COVID-19 46,06 persen
Sementara itu Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19, Ali Ghufron Mukti menjelaskan dalam pengembangan vaksin COVID-19 di Indonesia, pemerintah melakukan dua bentuk kolaborasi yaitu kolaborasi dalam negeri dan kolaborasi internasional.
"Harus dipastikan bahwa kolaborasi internasional dalam pengembangan vaksin akan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” ucap Ali Ghufron Mukti.
Menurut Ali, LBM Eijkman saat ini sedang mengembangkan vaksin melalui metode sub-unit protein rekombinan menggunakan strain corona virus yang berasal dari Indonesia. Metode ini dipilih karena Indonesia memiliki teknologi dan pengalaman, serta terbiasa mengembangkan metode pengembangan vaksin dengan metode tersebut.
Sedangkan kerja sama internasional yang dilakukan Indonesia diantaranya PT Kalbe Farma dengan Genexine, PT BCHT dengan China National Biotech Group Company Limited, PT Biofarma dengan Sinovac, dan PT Biofarma dengan CEPI.
Hingga saat ini, Indonesia telah menyerahkan 16 Whole Genome Sequence (WGS) ke Global Science Initiative and Primary Source for Genomic (GISAID), yang terdiri dari 10 WGS merupakan hasil penelitian dari LBM Eijkman dan 6 WGS dari Universitas Airlangga.
Baca juga: Perangkat tes cepat BPPT sudah diproduksi 100 ribu unit
Baca juga: Mobile Laboratorium BSL-2 Indonesia dalam mendukung deteksi COVID-19
Baca juga: BPPT akan luncurkan citra medik untuk deteksi COVID-19
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020